[caption caption="suasana Tebing Keraton diakhir pekan"][/caption]
“Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi” quotes dari Pidi Baiq ini memang sangat mewakilkan setiap orang yang datang kesana. Destinasi wisata di Bandung tak main-main jumlahnya, sejak 2014 lalu Tebing Keraton menjadi perbincangan banyak orang. Foto yang paling sering terlihat di sosial media adalah selfie diatas batu yang berada diujung tebing. Berbagai blog juga membicarakan tentang Tebing Keraton serta jalur yang sulit saat naik.
[caption caption="jalan conblock Tebing Keraton"]
Saat ini, Tebing Keraton tak curam dan sama sekali tidak terlihat membahayakan. Sesampainya disana kalian seakan berada di taman kota namun dengan pemandangan yang lebih indah. Kalau datang sebelum matahari terbit, bonusnya adalah kalian akan melihat kabut yang terlihat seperti awan. Foto lampu perkotaan, hijaunya hutan Ir. H. Djuanda, dan juga warna jingga dari matahari terbit merupakan perpaduan ciamik untuk dinikmati. Tebing Keraton merupakan spot yang pas untuk merasakan indahnya Bandung yang dikelilingi perbukitan hijau. Minusnya, kalian mungkin tak bisa mendapatkan foto ekstrim seperti yang sebelumnya beredar di sosial media.
[caption caption="rumah kayu Tebing Keraton"]
Tebing Keraton sendiri berada di kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Untuk sampai kesana, kalian harus melakukan trekking terlebih dahulu sekitar 30 menit menanjak dan menurun. Sebenarnya, jalanannya bisa dilalui mobil tetapi warga sekitar yang mencari penghasilan dengan ngojek mungkin akan rugi. Kalau naik ojek, kalian akan diantarkan langsung menuju tempat tiket kemudian hanya perlu berjalan kaki di jalanan conblock sekitar 5 menit. Loket akan buka pukul 04.30 pagi dengan harga tiket adalah Rp. 11.000 per orang. Tak sulit menemukan warung disana karena memang lokasinya sangat dekat dengan pemukiman warga.
Sesampainya disana kalian hanay perlu mengikuti conblock yang ada. Sebelum sampai bagian ujung, terdapat rumah kayu tingkat tiga dimana kalian bisa melihat pemandangan lebih jelas. Tebing Keraton memang baru dibuka Mei 2014, namun tak pernah sepi sampai sekarang apalagai saat akhir pekan. Warga sekitar lebih mengenalnya dengan nama Pasir Jontor yang berarti bukit yang konturnya cadas berupa batu dan tebing.
Ilustrasi: Dokpri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H