Mohon tunggu...
Ryan ArsandiSaputra
Ryan ArsandiSaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Mahasiswa Semester 5

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Game Change

23 November 2021   21:11 Diperbarui: 23 November 2021   21:18 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Film Game Change yang diangkat dari buku yang berjudul sama karya jurnalis politik Mark Halperin dan John Heilemann, bercerita mengenai politik di Amerika pada pemilihan presiden tahun 2008, yang difokuskan kepada pasangan senator John McCain dan wakilnya Gubernur Alaska Sarah Palin. Film ini juga menceritakan bagaimana persaingan ketat antara McCain dan Obama demi merebut simpati seluruh warga Amerika Serikat bahkan dunia.

McCain ketika itu masih menjadi nominator calon presiden dari Partai Republik Amerika Serikat sedang mempersiapkan strategi untuk keluar menjadi pemenang konvensi calon presiden pada partainya. Slogan Putting the Country First ternyata memberikan dampak yang besar. McCain terpilih sebagai pemenang calon presiden dari Partai Republik dan otomatis menjadi saingan Barrack Obama pada pemilihan presiden Amerika Serikat. Keberadaan sang fenomenal Obama tentu menjadi tembok besar bagi McCain dalam melanggengkan langkahnya ke kursi presiden.

Steve yang merupakan spin doctor memberikan analisisnya bahwa Obama harus segera mendapat perlawanan.  Steve mengajukan saran untuk membuat iklan yang intinya menanyakan kepada masyarakat Amerika, "Apakah menginginkan seorang negarawan menjadi Presiden Amerika? Atau seorang selebriti?" McCain menyetujuinya.

Seorang presiden tentu memiliki wakil presiden yang akan mendamping bahkan tidak hanya mendampingi ketika bettugas tetapi juga membelikan penganlh terhadap tingkat elektabilitas ketika pemilihan umum. Awalnya McCain memilih Joe Liebeman untuk mendampinginya memenangkan pemilihan. Rencana tersebut tidak disetujui oleh sebagian besar tim suksesnya, mengingat bahwa Liebemen berbeda partai dengan McCain dan juga berbeda cara pandang. McCain memerlukan sesosok wakil yang memiliki aura bintang mengalahkan atau paling tidak sama dengan kharisma yang dimiliki Obama. McCain meminta timnya mencarikan wakil yang cocok untuknya dari kalangan perempuan untuk memperoleh dukungan yang kuat dari kaum ibu. Setelah dicari, maka terpilih lah Sarah Palin seorang Gubernur dari Alaska. Penampilan Sarah beberapa kali dapat memukau publik Alaska, dan kemungkinan beliau akan mengantongi 80% suara Alaska pada pemilihan presiden mendatang.

Sebelum ditampilkan dan dipertemukan dengan McCain di arena kampanye, Sarah palin terlebih dahulu dipersiapkan dan diveriflkasi. Persiapan dan verifikasi yang normalnya berjalan selama 2-3 minggu namun disingkat menjadi 5 hari.

Tiba saat yang tepat untuk memperkenalkan Sarah kepada publik Amerika sebagai calon wakil presiden pendamping McCain. Pada sebuah gedung di Daytona, Ohio. Disana pertama kalinya Sarah melakukan speech perkenalan sebagai calon pendamping McCain. Penampilan pertama Sarah cukup memukau publik. dengan semangat dan kharisma bintang yang ditunjukkannya tim sukses pun semakin bersemangat dan merasa tidak salah pilih. Sebagai calon wakil presiden ke depannya Sarah Palin akan mengalami masa-masa dimana semua kredibilitasnya dipertaruhkan dan memerlukan kecerdasan baik pemikiran maupun mental dalam menghadapi tekanan-tekanan terutama media massa.

Layaknya dunia politik yang penuh trik dan intrik, hal yang sama tentu dialami oleh Palin. Berbagai pemberitaan negative mengenai dirinya, mulai dari penyelidikan kembali kasus "Troopergate" oleh Mahkamah Agung Alaska yang menyatakan penyalahgunaan kedudukan sebagai Gubernur Alaska hingga kasus kehamilan anak perempuan remajanya, Hal ini tentu menambah beban fikiran bagi Palin dan susah untuk berkonsentrasi ke depannya. Belum lagi beberapa permasalahan mengenai kurangnya pengetahuan Palin mengenai beberapa kebijakan-kebijakan dalam dan luar negeri yang seharusnya menjadi bagian dari keahlian seorang wakil presiden, menambah beban kerja tim sukses calon Presiden dan calon Presiden dari pihak McCain.

Walaupun begitu, Palin yang ekspert pada bidang sosial kemasayrakatan telah mengobati kepenatan timnya dengan memberikan pidato yang luar biasa bagi penyandang cacat dan membuat namanya kembali diagung-agungkan. Steve selaku ketua tim sukses, terus-menerus berupaya agar Palin memiliki kredibilitas yang baik sebagai calon wakil presiden. Kekurangan Palin harus terus ditambal dengan berbagai pelajaran terutama yang menyangkut kebijakan-kebijakan luar negeri dengan mendatangkan ahli-ahli kebijakan-kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Semua kegiatan berjalan, persiapan-persiapan terutama untuk menghadapi debat-debat politik yang dihadapai para calon pemimpin Amerika berikut juga dengan wakilnya. Beberapa kali Palin menunjukkan kejenuhan dan ketidakcocokannya dengan para staf sehingga mengahadirkan konflik dan sinergi yang buruk antara calon wakil presiden dengan tim suksesnya sendiri.

Debat wakil presiden semakin dekat kala itu. Palin kembali dicekoki dengan berbagai informasi-informasi tentang berbagai isu yang mungkin akan diperdebatkan. Dan akhirnya pada latihan terakhir Palin telah memberikan penampilan terbaiknya di depan para tim suksesnya. Palin siap berhadapan dengan Senator Biden pada debat calon wakil presiden perdananya yang akan disiarkan secara live di televisi. Saat itu Palin mengalahkan Biden dan semakin menaikkan pamornya di mata khalayak.

Namun hal ini menjadikan Palin angkuh dan bertindak dengan fikirannya sendiri. Media terus menyorot perilaku boros Palin dengan membeli baju-baju yang mahal dan lain sebagainya. Pada Sisi ini jelas akan menggoyangkan kembali opini publik yang sudah berpihak kepadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun