Mohon tunggu...
Dimas Atha Putra
Dimas Atha Putra Mohon Tunggu... Aspiring 3D generalist, web developer, and software engineer

I am an engineering student.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal ADL (Architecture Description Language)

17 Maret 2025   23:57 Diperbarui: 17 Maret 2025   23:57 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desain Arsitektur (Sumber: Unsplash/ThisisEngineering)

Standar-standar ini memastikan bahwa ADL tidak hanya digunakan secara internal dalam tim, tapi juga memfasilitasi kolaborasi antar perusahaan atau bahkan antar negara.  

Masa Depan ADL 

Seiring perkembangan teknologi, ADL juga terus berevolusi. Beberapa tren yang mungkin memengaruhi ADL di masa depan adalah:  

Integrasi dengan AI

ADL bisa dikombinasikan dengan AI untuk menghasilkan desain arsitektur otomatis berdasarkan kebutuhan pengguna. Misalnya, AI menganalisis requirements lalu merekomendasikan pola arsitektur terbaik.  

ADL untuk Teknologi Baru

Teknologi seperti blockchain, quantum computing, atau metaverse membutuhkan pola arsitektur baru. ADL perlu beradaptasi untuk mendukung inovasi ini.  

Kolaborasi Lebih Lancar dengan Tools Modern

Di masa depan, ADL mungkin lebih terintegrasi dengan tools kolaborasi seperti cloud-based diagramming tools atau platform manajemen proyek. Bayangkan seorang software architect di Jakarta dan seorang developer di Bandung bisa mengedit deskripsi arsitektur secara real-time, memberi komentar, atau melihat perubahan secara langsung. Tools semacam ini tidak hanya mempermudah kerja tim, tapi juga membuat proses desain lebih transparan.  

ADL yang Lebih Visual dan Interaktif

ADL tradisional sering mengandalkan teks atau diagram statis. Generasi berikutnya mungkin lebih dinamis---misalnya, menggunakan antarmuka drag-and-drop untuk merancang komponen, atau fitur zoom-in untuk melihat detail spesifik. Bahkan, tidak menutup kemungkinan ADL akan berbasis augmented reality (AR), di mana arsitek bisa "melihat" struktur sistem dalam bentuk 3D dan berinteraksi dengannya.  

Dukungan untuk Low-Code/No-Code

Gerakan low-code/no-code sedang naik daun. Platform seperti OutSystems atau Mendix memungkinkan orang non-teknis membangun aplikasi tanpa menulis kode. Di masa depan, ADL mungkin bisa digunakan oleh business analyst atau manajer produk untuk merancang arsitektur dasar, lalu platform low-code akan mengubahnya menjadi aplikasi siap pakai. Ini akan memperpendek jarak antara ide dan eksekusi.  

Pendidikan dan Pelatihan yang Lebih Aksesibel

Salah satu tantangan ADL adalah kurangnya pemahaman. Ke depan, mungkin muncul kursus online atau workshop khusus yang mengajarkan ADL dengan cara menyenangkan---seperti gamifikasi atau studi kasus dunia nyata. Platform seperti Coursera atau Udemy bisa menawarkan materi ini, membuat ADL lebih mudah dipelajari oleh mahasiswa atau profesional yang ingin beralih ke bidang arsitektur perangkat lunak.  

Standarisasi Antar Industri

Saat ini, setiap industri punya ADL-nya sendiri. Namun, ada peluang untuk menciptakan standar universal yang bisa dipakai di berbagai sektor. Misalnya, ADL yang bisa menggambarkan arsitektur untuk aplikasi kesehatan, e-commerce, dan sistem IoT sekaligus. Standarisasi ini akan mempermudah kolaborasi lintas bidang dan mengurangi "kesenjangan bahasa" antara tim dari industri berbeda.  

ADL mungkin terdengar seperti topik rumit yang hanya relevan untuk software architect atau engineer berpengalaman. Tapi kenyataannya, siapa pun yang terlibat dalam pengembangan software---bahkan product manager atau QA tester---bisa mengambil manfaat dari memahami ADL.  

Dengan ADL, kita bisa:

  • Mencegah kesalahan desain yang mahal di kemudian hari.  
  • Memastikan semua tim sejalan dengan visi yang sama.  
  • Membuat sistem yang tahan uji waktu, mudah dikembangkan atau diintegrasikan dengan teknologi baru.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun