Belakangan pengobatan alternatif bekam atau ijma semakin menjamur di kota-kota besar. Banyak yang mengatakan bahwa bekam adalah salah satu terapi yang digunakan oleh Rasulullah untuk pengobatan. Bekam mengingatkan saya dengan cara pengobatan yang dilakukan oleh nenek saya dulu. Kebetulan kami adalah suku Ogan yang tinggal di kabupaten Ogan Komering Ulu Induk. Dalam ingatan saya apabila nenek dulu kurang enak badan (bahasa Ogannya: dek lemak khasian) pastilah Ibu diminta untuk membekam beliau. Hanya saja bekam yang dipraktekkan oleh suku Ogan berbeda dengan bekam/ijma di kota-kota besar. Perbedaan mendasarnya adalah alat-alat yang digunakan. Kami,suku Ogan menggunakan gelas dan tutup botol aluminium, kemudian uang logam dibungkus dengan kain dan diberi minyak tanah untuk pembakaran. Cara kerjanya kain yang telah dilumuri dengan minyak tanah tadi dibakar kemudian diletakkan di bagian tubuh yang akan dibekam (punggung atau dada), setelah api dirasa cukup besar secepat mungkin ditutup dengan gelas. Dari gaya kapiler yang dihasilkan dari pembakaran tadi maka pori-pori akan terbuka dan menghisap angin yang dipercaya ada di balik pori-pori. Ada 3 metode bekam yang biasanay digunakan oleh Suku Ogan: 1. bekam biasa seperti yang diterang di atas. 2. bekam tarik, alat yang digunakan sama. dalam prakteknya tubuh pasien dilumuri minyak goreng yang te;ah dicampur dengan sedikit minyak tanah agar tubuh menjadi licin. Bekam yang telah terpasang di tubuh kemudian ditarik ke arah pinggang untuk lebih memberikan efek tekanan ke seluruh bagian yang dibekam. 3. bekam cadok, apabila melihat langsung terapi ini terlihat sedikit sadis karena yang dibekam biasanya bagian kepala dan kemudian diberikan sedikit sayatan untuk mengeluarkan darah kotor. terapi ini lebih mirip dengan bekam yang populer sekarang.
gambar yang digunakan dari web lain untuk ilustrasi tambahan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H