Mohon tunggu...
Constantin Damar
Constantin Damar Mohon Tunggu... -

not ready yet

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Lagu Anak-anak yang Kian Menghilang

23 Juli 2013   19:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:09 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

diobok-obok airnya diobok obok. Banyak ikannya kecil-kecil pada mabok...”

Kalimat diatas adalah sepenggal lirik dari lagu “diobok-obok” yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik Joshua. Anak-anak yang lahir sekitar tahun 1998-2000an pasti akrab dengan lagu tersebut. Lagu yang dibawakan dengan lucu tersebut memang sempat menjadi hits sehingga selalu terdengar dimana-mana. Namun, lagu anak-anak seperti itu sekarang hampir tidak pernah ada yang menyanyikannya, termasuk oleh anak-anak. Sebagai gantinya, anak-anak sekarang, mulai dari yang masih di bangku SD sampai yang SMP atau pun SMA lebih suka menyanyikan lagu-lagu grup boyband yang akhir-akhir ini sangat booming di kalangan masyarakat Indonesia.

mungkin inilah rasanya, rasa suka pada dirinya. Saat pertama aku berjumpa...”

Begitulah kira-kira penggalan lagu yang sering dinyanyikan oleh anak-anak jaman sekarang. Kalau dilihat dari lirik lagunya, tentu lagu tersebut bukan ditujukan untuk anak-anak. Tapi parahnya penikmat lagu sejenis ini sebagian besar adalah anak-anak dan remaja.

Hal ini tentu saja tidak sesuai karena sebagian besar penikmat musik tersebut belum cukup umur sehingga bisa menimbulkan gejala “dewasa sebelum waktunya”. Anak-anak mulai memikirkan tentang lawan jenis sebelum waktunya, anak-anak cenderung menjadi sering menghabiskan waktunya dengan merasa galau, sehingga dapat menurunkan semangat anak-anak pada hal-hal baru yang bermanfaat dan berujung pada kurangnya ketrampilan anak tersebut di masa mendatang.

Keberadaan lagu anak yang sesuai dengan usia dan mendidik kiranya menjadi kebutuhan masyarakat, namun karena kalah pasar dengan lagu-lagu yang serba berbau “cinta-cintaan”, dapur rekaman pun enggan untuk memproduksi lagu anak. Kiranya ini menjadi keprihatinan kita bersama karena jika generasi muda kita terus “dicekoki” dengan lagu-lagu orang dewasa, masa depan generasi bangsa kita juga mungkin akan menjadi ababil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun