Mohon tunggu...
Conni Aruan
Conni Aruan Mohon Tunggu... Administrasi - Apa ya?

Zombie

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Dunia Tidak Akan Pernah Adil

30 Mei 2014   23:57 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:55 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sini, di kota rantau ini, aku melihat banyak anak-anak naik motor kayak kerasukan. Bukan hanya anak-anak, remaja nya juga sama. Tidak mempedulikan keselamatan. Coba ya, di kota kelahiranku, yang mengendarai motor itu ya orang-orang dewasa. Gak tahu apakah di sana sudah berubah atau tidak.

Sepertinya mereka tidak peduli terhadap nyawa mereka, mereka hanya memikirkan bagaimana supaya mereka kelihatan keren di mata teman-temannya. Keren di mananya. Justru kasihan melihat mereka, kasihan sama orangtuanya yang menunggu di rumah.

Apa mereka tidak tahu kalau semua orangtua di dunia ini ingin anaknya pulang dengan keadaan baik-baik saja. Bukan dengan wajah hancur berdarah-darah. Atau orangtua pengennya dapat telepon yang mengabarkan anaknya berprestasi di sekolah, bukan telepon dari orang yang tidak dikenal yang mengabarkan anaknya baru saja kecelakaan dan sedang dilarikan ke rumah sakit.

Jujur saja saat melihat korban kecelakaan yang baru saja terjadi persis di depan kantor, saya merasa kasihan. Saya bayangkan trauma yang dialami mereka nantinya, atau ada anggota tubuh mereka yang rusak karena kelakuan mereka yang bodoh jadi mereka akan kesulitan untuk beraktivitas nantinya.

Naik motor kayak kesetanan. Gila aja.

Kenapa beberapa anak-anak sekarang begitu egoisnya?  Apakah yang mereka lihat hanya dirinya. Apakah mereka tidak peduli soal lingkungan mereka? Lingkungan terdekat: keluarga. Mereka nggak mikir apa?

Atau jangan dulu soal mengendarai motor, kebut-kebutan, kecelakaan. Hamil! Ini lebih mengerikan. Remaja-remaja yang hamil di luar nikah. Apa yang mereka pikirkan saat melakukan itu? Mereka nggak mikir orangtua mereka yang banting tulang di luar sana, cari duit supaya mereka bisa dapat penghidupan yang layak. Lalu mereka seenaknya melakukan hal yang belum pantas mereka lakukan. Lalu hamil pula. Kalau mereka sudah seperti itu siapa yang mau memandang/menerima mereka selain orangtua? Keluarga mereka sendiri?

Bukan apa-apa, saya hanya menyayangkan. Masa-masa yang seharusnya penuh canda tawa, bermain sepantasnya, menikmati menjadi anak-anak/remaja. Seharusnya mereka melakukan itu. Bukan melakukan sesuatu yang membuat mereka gagal meraih bintang mereka. Yang membuat jiwa mereka memikul beban yang seharusnya belum mereka pikul.

Aku menyayangkan, karena mereka lahir dari orangtua yang mampu mendukung mereka dari segi apapun, dan mereka tidak memanfaatkan itu untuk masa depan mereka.

Dan di luar sana banyak anak yang lahir dari orangtua yang pas-pasan/kekurangan dan mereka juga harus peras keringat untuk bisa mengecap manisnya pendidikan.

:D saya jadi kesal di sini. Tak mengapalah. Toh emang ini tempat buat curcol. :)))))

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun