Jejak-Jejakmu mencipta diksi, Mengikuti kemana kau pergi.
Saat kau berhenti diksi menari membentuk puisi tentangmu, musafir yang mengukir cerita sendiri.
Kau adalah malam, Kau adalah siang, terus berjalan untuk satu cahaya pertanda.
Berjuta diksi, bermilyar puisi. Kau masih merasa tidak cukup. Terus, dan terus berjalan.
Katamu: "Nanti, saat aku berhenti, dan telah menemukan pertanda, aku punya pekerjaan; membaca kembali jejakku; perjalananku; hidupku; puisiku."
--
(Ditulis untuk Soni Wibowo)
Sumber gambar:Â https://novitz.files.wordpress.com/2011/08/sand-walk.jpg
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H