Puisi Conie Sema
BERHITUNG CAHAYA DAN WAKTU
tapak sore. arah muara entah ke mana. ada yang memintas batang udara di tanah rendah. menata angin di kaki rumah. ada yang ingin pulang sebelum petang. menggambar peta dan ruang geometrisnya. tak ada yang membawa tanda dan nama-nama. sepanjang pergerakan sungai dan pohon. kau duduk di situ. menghitung orang-orang berlari. perahu melaju. burung-burung terbang ke hulu. betapa menjauhnya jarak melambannya waktu. kau duduk di situ. aku berlari menatapmu.Â
di celah cahaya debu tubuhmu berubah seikat lidi menyusun bayang di tembok bergambar silam. ada gumpalan awan terus bergerak meninggalkan aku. saat kau duduk menghitung orang-orang berlari. sampai tiba segala tak bisa dibekukan. betapa cahaya tak mengalami waktu. aku pun di situ. duduk menghitung kau berlari sambil menatapku. Â
2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H