Keluar dari comfort zone? I'm already unpurposely trapped here in this shitty workplace. Kalau begitu, berarti kamu resign, pengen cari comfort zone dong?
The thing is, comfort zone never make you better. Karena comfort zone itu situasi, keadaan dan kondisi yang baik yang bisa bikin kamu bertahan. Once it's getting worse, kamu bakal lakukan hal yang sama, run away.
You might get confused in reading your situation where you couldn't find any reason to quit. Faktor eksternal yang bisa dijadikan alasan, sebenarnya nggak ada. Faktor internal yang berhubungan dengan job responsibilities kamu di kantor, juga nggak terlalu menyiksa.
Peraturan, budaya, dan kebiasaan-kebiasaan di kantor juga masih hal yang mampu kamu hadapi. Rekan kerja, atasan dan orang-orang di kantor juga masih pada asik. Terus? Why you quit?
Maybe you dont feel the working vibes any more, kayak kerja tanpa gairah gitu. Atau mungkin bahkan sesekali ngelangkah ke kantornya nggak niat dan nggak ikhlas. Dan mungkin saja, all the things you have for your position and your job no longer fit in the company.
Keinginan untuk berhenti bekerja, bukan hal sepele yang bisa kamu abaikan begitu aja, kalo terus-terusan ngerasa gak niat dan uring-uringan di tempat kerja, nggak baik untuk perusahaan dan diri sendiri juga.
So, try speak out, maybe you could start with your supervisor, and maybe quit is not the only solution, jangan langsung walk away nurutin keinginan untuk pergi, tapi lewati dulu proses diskusi untuk tau jalan keluar yang bagaimana yang bisa dijadikan opsi. So when you're facing the position to stay or leave the company or quit your job, Don't just resign only for the sake of resigning. Get some benefit out of your resignation, do some consideration, and make the right decision.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H