Mohon tunggu...
ulva yuni
ulva yuni Mohon Tunggu... -

Irama hati dalam bait-bait yang tak terkatakan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bumi

25 Maret 2019   08:42 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:01 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matahari telah meninggi
Namun bumi sunyi dalam sepi
Tak ada langkah kaki yang menyeberangi
Tak ada suara-suara riuh yang mengiringi

Bumi sendu gelap tak menentu
Mendung menutup celah untuk lalu
Tiada gelak hanya angin yang berhembus pilu
Hening , bumi menyesap rindu

Kosong, hamparannya melompong
Tak lagi ramai
Seperti dulu ceria itu disemai
Bumi dilupakan oleh kita orang sombong

Yang duduk bersilang kaki
Namun enggan menatap bumi
Yang sibuk mencari rezeki
Namun enggan menyapa bumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun