Hari-hari berikutnya, banyak yang mulai mengenal Nao lebih dekat. Anak-anak sering mengajak dia belajar bersama atau sekadar ngobrol di jam istirahat. Nao tetap pendiam, tapi tidak lagi merasa seperti bayangan di kelas. Ia mungkin tetap tidak banyak bicara, tapi ia tahu bahwa kali ini, ia bukan sekadar karakter figuran lagi.
Tanpa berubah menjadi orang lain, Nao tetap jadi dirinya sendiri. Ia tahu, sekarang orang melihatnya dengan cara yang berbeda. Dan meski ia masih duduk di bangku belakang, diam-diam Nao tersenyum kecil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H