[caption id="attachment_156224" align="alignright" width="300" caption="Hera Feri, Sedang memperagakan hasil temuannya (foto: serambinews)"][/caption] By. Masykur A. Baddal - Di tengah krisis bahan bakar minyak yang berkepanjangan, akibat harga minyak dunia yang serba tidak menentu. Membuat sebagain orang merasa sangat frustasi. Apalagi imbas dari kenaikan harga bahan bakar tersebut, tentu saja akan sangat berpengaruh kepada laju pergerakan roda industri dan ekonomi secara langsung. Bagi rakyat jelata, kenaikan harga BBM atau pembatasan penggunaan bahan bakar premium, sama saja dengan malapetaka. Karena, dengan adanya pembatasan tersebut, tentu saja akan berimbas kepada ekonomi keluarga mereka secara langsung. Boleh jadi, kendaraan pickup butut yang biasanya digunakan untuk mengangkut hasil panen ke pasar rakyat, tidak mungkin digunakan lagi akibat adanya kebijaksanaan pemerintah tersebut. Untuk menggunakan bahan bakar pertamax seperti yang disarankan pemerintah, tentu saja sangat berat bagi kantong mereka. Apalagi untuk memasang alat LGV Converter Kits, supaya kendaraan bisa menggunakan bahan bakar gas, yang harganya pun belasan juta itu, semakin menjadi beban besar kepada mereka. Namun siapa nyana, seorang pemuda jenius yang berasal dari sebuah desa kecil di Kabupaten Bener Meriah Aceh, secara mengejutkan telah mampu merubah bahan limbah plastik kresek, menjadi bahan bakar minyak sekelas kerosin. Bahkan dapat ditingkatkan menjadi premium dan solar diesel. Hera Feri yang berumur 32 tahun, adalah seorang pemuda putus sekolah. Diakibatkan oleh beberapa hal, ia hanya mampu mengenyam bangku sekolah hingga kelas dua MAN saja. Yaitu setingkat dengan SMU di kota Takengon Kabupaten Aceh Tengah. Dengan berbekal peralatan yang sangat sederhana, berupa kaleng bekas dan pipa seng. Ia telah mampu mengolah limbah pelastik kresek, yang banyak berserakan di jalan raya dan tempat sampah, menjadi bahan bakar kerosin (minyak tanah). Keberhasilan Hera Feri tersebut, sontak membuat warga sekitarnya terkagum-kagum. Di tengah krisis bahan bakar minyak yang berkepanjangan, malah Hera Feri mampu memproduksi bahan bakar dari limbah yang sangat mengganggu tersebut. Seketika, pemuda yang kesehariannya sebagai petani tersebut, langsung berubah profesi menjadi sebagai juru produksi bahan bakar minah. Menurut Hera Feri, jika dibekali dengan beberapa alat yang sedikit lebih bagus untuk proses kompresi dan penyulingan, ia akan mampu memproduksi jenis bahan bakar setingkat premium dan solar diesel. Sedangkan sisa-sisanya dapat dimanfaatkan sebagai bahan aspal (ter). Namun, akibat keterbatasan daya dan materi, Hera Feri baru mampu memproduksi sejenis bahan bakar minah. Ia sangat mengharapkan pihak yang berkompeten untuk membantunya guna dapat merealisasikan semua percobaannya, dalam memproduksi berbagai jenis bahan bakar, dari limbah plastis kresek tersebut. Kita mengharap, semoga pemerintah cepat tanggap dengan temuan yang sangat berharga ini. Di satu segi, temuan ini dapat membersihkan limbah pelastik kresek, yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup, karena sangat sulit untuk memusnahkannya. Di sisi lain, malah melahirkan suatu temuan baru, yang sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat di era krisis BBM seperti saat ini. Karena tanpa diduga, malah dapat memproduksi bahan bakar yang bisa diperbaharui dari limbah tersebut. Semoga jeritan suara rakyat dari pedalaman Aceh, yang membawa ide jenius ini, dapat segera ditindak lanjuti demi kesejahteraan masyarakat di seluruh nusantara. Berani...??? Kita tunggu respon positif segera dari para petinggi ........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H