Mohon tunggu...
Masykur A. Baddal
Masykur A. Baddal Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger dan Vlogger

.:: Berbagi untuk kemajuan bersama, demi kemajuan bangsa ::....\r\n\r\nApapun kegiatan anda ini solusinya : https://umatpay.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bersama Datsun Go+ Menjelajahi Belantara dan Pegunungan Aceh

18 April 2015   20:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:56 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_361478" align="aligncenter" width="600" caption="Bersama Datsun Go+ menjelajahi Dataran Tinggi Gayo."][/caption]

By. Masykur A.Baddal - Belantara dan pegunungan sepanjang Provinsi Aceh, masih terlihat sangat virgin dan asri, jika dibandingkan dengan hutan-hutan yang ada di pulau Jawa, yang hampir rata-rata terlihat gundul serta gersang. Hanya di beberapa daerah saja telah berubah fungsi, dari hutan menjadi perkebunan rakyat atau pemukiman para transmigran dari pulau Jawa. Selebihnya merupakan hamparan hijau yang menawan dengan pegunungannya yang terkenal curam, dan lembah-lembahnya nan hijau serta angker.

Setelah sebelumnya sukses menjelajahi perjalanan sepanjang Pantura dan Pantai Selatan Pulau Jawa selama lima hari dengan Datsun Go+, yang saat itu disponsori langsung oleh Kompasiana Blog Trip Jejak Para Riser dan Datsun Indonesia. Di lubuk hati yang dalam sana, terpatri sebuah harapan, "Ingin Menjejal Mobil tersebut menjelajahi belantara Aceh yang terkenal angker dan curam".

Berharap niat tersebut ada yang mensponsori, minimal dari Datsun Indonesia sendiri, maklum uji coba tersebut pasti sangat bermanfaat untuk program marketing produk otomotif dimaksud. Namun, sponsor yang dinanti pun tidak kunjung tiba. Untungnya, ada seorang sahabat, yaitu pejabat Teras OKI (Organisasi Konferensi Islam) Aceh Dr. Muqni Affan, yang baru saja membeli unit Datsun Go+ nya, dengan tulus menawarkan kepada penulis untuk melakukan uji coba tersebut.

Tanpa pikir panjang, penawaran langka itupun kami terima seketika. Maklum, target akhir perjalanan yang telah menerawang di lamunan adalah, nyeruput kopi Gayo di dataran Tinggi Gayo Aceh Tengah, dengan udaranya yang sejuk serta fresh, pasti akan menjadi sesuatu banget.

Total jarak tempuh yang akan kami jelajahi adalah sekitar 500 km, dengan total waktu tempuh plus istirahat sekitar 4 hari, yaitu dimulai dari kota Banda Aceh berakhir di kota Takengon ibu kota Aceh Tengah, pusatnya kopi Gayo premium arabica. Selanjutnya kembali lagi ke Banda Aceh dengan mengambil rute yang sama. Berarti, hampir sama dengan jarak tempuh program Jejak Para Riser beberapa waktu yang lalu, dengan rute Jakarta-Yogya-Jakarta, total waktu tempuh selama 5 hari.

Rute perjalanan yang akan kami lalui tergolong angker dan berbahaya. Maklum harus melintasi gunung Seulawah (termasuk gunung tertinggi di wilayah Aceh) yang terjal dan curam. Selanjutnya, menelusuri jalan negara sepanjang pantai pesisir Aceh. Sebelum memasuki wilayah petualangan yang sebenarnya, yaitu menjelajahi wilayah Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.

Saat menelusuri perjalanan menuju ke wilayah Aceh Tengah dari kota Bireun, seolah kami sedang berada di zamannya Belanda. Maklum, seluruh jalanan menuju kesana masih berupa peninggalan hasil rekayasa penjajah Belanda dulunya. Ternyata, 70 tahun Indonesia merdeka, jalan utama menuju ke daerah pemasok kopi terbaik dunia itu masih sangat memprihatinkan. Seolah pemerintah NKRI selama 70 tahun terakhir, belum mampu membuat jalanan baru yang lebih layak, untuk menuju ke daerah penghasil kopi terbaik  dunia tersebut.

Di tengah guyuran hujan lebat dan sambaran petir yang menggelegar, tantangan pertama yang harus kami lalui adalah daerah Cot Panglima. Daerah ini tergolong angker, dan menjadi saksi bisu pergolakan DI/TII beberapa dekade yang lalu. Jalanan yang sempit dengan jurang terjal dan dalam, terkadang membuat hati menjadi ciut juga, maklum suasananya pun sangat sepi dan hening. Hebohnya, saat berpapasan dengan kendaraan lain, maka salah satu kendaraan harus berhenti demi keselamatan bersama. Walaupun sebagain daerah Cot Panglima sudah diperlebar, namun karena banyaknya curah hujan serta perawatan yang tidak berkesinambungan, membuat beberapa bagian jalan lainnya kerap tergerus erosi dan longsor.

Kemampuan Datsun Go+ dalam menjelajahi lembah gunung curam ini sangat meyakinkan, dengan bodi yang tergolong ramping, serta didukung mesin yang tangguh, 4 orang penumpang dengan isi bagasi penuh, dapat melesat dengan cepat dan gesit, menyusuri jalanan sempit dan terjal, tanpa keluhan apapun.

[caption id="attachment_361480" align="aligncenter" width="560" caption="Istirahat sejenak di pegunungan Cot Panglima Aceh..."]

14293640782059085225
14293640782059085225
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun