Mohon tunggu...
Nissa Nurhaliza
Nissa Nurhaliza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jember

Seorang mahasiswa yang gemar observasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mercantilism: Kacamata Realis dari Ekonomi Politik Internasional

7 Maret 2024   17:50 Diperbarui: 7 Maret 2024   19:39 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gamPhoto by Alaur Rahman: https://www.pexels.com/photo/silver-and-gold-coins-on-white-printer-paper-5277965/ bar

       Pada masa kini, Mercantilism sebagai bentuk realis dari ekonomi politik internasional ini tetap digunakan. Tetapi penggunaannya bukan mengacu pada imperialisme, melainkan pada kebijakan yang diterapkan beberapa negara. Kebijakan tersebut yaitu kebijakan proteksi perusahaan domestik dengan berbagai alat kebijakan seperti subsidi industri dalam negeri, tarif barang yang masuk, serta pembatasan jumlah barang yang masuk. Sehingga, penerapan salah satu bentuk teori realis ini berpotensi mendorong adanya swasembada. 

Kesimpulan

       Ekonomi politik internasional merupakan salah satu fokus kajian sosial humaniora yang menyinggung ilmu ekonomi dengan ilmu politik. Secara definitif, ekonomi politik internasional merupakan ilmu kompleks yang menyelami hubungan pemerintah dan hukum dengan perdagangan dan produksi. Menurut Oatley, fokus kajian ini juga dapat ditinjau dari rivalitas politik dalam bursa ekonomi global yang mampu membentuk evolusi ekonomi global. Dalam perkembangannya, ekonomi politik internasional dapat dilihat melalui kacamata Mercantilism. Kacamata ini digambarkan sebagai bentuk realisme ekonomi politik internasional, yang mana didasarkan usaha memaksimalkan kekuatan dan kekuasaan relatif dalam perekonomian dunia di antara rivalitas berbagai negara. Tujuan awal dari teori ini ialah untuk meningkatkan kekayaan negara dan swasembada.  Mercantilism berlangsung dengan adanya host country yang memiliki koloni melalui mitra dagang. Kemudian host country memiliki "kendali" atas koloni,  yang mana koloni akan mengirimkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan host country. Dampak buruk dari adanya Mercantilism ini dialami oleh negara koloni yang mana sumber dayanya habis diraup oleh negara host, sementara keuntungan yang diperoleh oleh negara koloni tersebut tetap tidak sebanding dengan sumber daya alam yang dikeluarkannya. Kendatipun demikian, terdapat dampak positif dari Mercantilism ini yang mana pasar yang terjamin dan tidak adanya persaingan. Pada zaman sekarang, bentuk realis dari ekonomi politik internasional ini masih tetap ada. Akan tetapi bukan dalam bentuk imperialisme, melainkan dalam bentuk kebijakan atau peraturan yang diadopsi beberapa negara. Kebijakan tersebut seperti kebijakan proteksi perusahaan domestik, pembatasan jumlah barang yang masuk dengan alat seperti tarif. Dengan demikian, tentu swasembada yang diharapkan dari Mercantilism ini dapat tercapai melalui hal tersebut. 

Referensi

       Ghosh, P. (2024). International Political Economy: Contexts, Issues, and Challenges. New York: Routledge.

       Hallerberg, M. Kucik, J. Mukherjee, B. (2019). Principles of International Political Economy. Oxford: Oxford University Press. 

       Materi Mata Kuliah Ekonomi Politik Internasional yang Diampu Bapak Adhitya Wardhono, S.E., M.Si., M.Sc., Ph.D. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun