Mohon tunggu...
Siwi
Siwi Mohon Tunggu... Konsultan - Software engineer

Each time I write a page, then I am a writer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bobalicious

2 Desember 2019   21:31 Diperbarui: 2 Desember 2019   21:28 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Boba, kata ini mulai akrab di telinga kita, apalagi bagi para generasi muda. Masyarakat Indonesia sangat mudah menyerap produk baru, terutama produk fashion, makanan serta minuman. 

Kita adalah bangsa spon yang mampu menyerap semua dengan cepat. Sayangnya kadang tanpa difilter terlebih dahulu, bablas sebablas-bablasnya. Dan kali ini saya akan sedikit membahas tentang fenomena boba.

Boba adalah makanan pelengkap yang berbentuk bulatan kecil, terbuat dari tepung tapioka yang seringkali berwarna cokelat atau hitam. Biasanya boba menjadi tambahan dalam minuman. Meskipun kini juga mulai ada tren menambahkannya ke dalam makanan (penutup) juga.

Teksturnya yang kenyal serta rasanya yang manis, membuat makanan ini bisa masuk ke hampir semua jenis minuman seperti teh, kopi atau susu. Tengok saja kedai minuman kekinian yang ada di sekitar kita. 

Kebanyakan mereka mulai menambahkan boba sebagai bagian dalam menunya, entah hanya sebagai pelengkap atau justru sebagai nama utama dalam menu.

Saya pun menyukai makanan ini, dan rasanya sulit menemukan orang yang tidak menyukainya. Problemnya adalah kalori yang terkandung dalam boba. 

Di saat proses pembuatannya, tepung tapioka dicampur dengan gula aren dan dibentuk menjadi bulatan-bulatan kecil. Bulatan itu kemudian direbus dengan air. Setelah matang lalu direbus kembali dalam larutan gula aren hingga mengental. Inilah yang membuat boba akhirnya terasa manis. 

Kalau kita coba googling, kandungan dalam satu porsi minuman kekinian dengan tambahan boba bisa mendekati 500 kalori karena biasanya ditambahkan kembali dengan susu dan gula cair. Setara dengan satu porsi makanan berat!

Saya sama sekali tidak melarang, boleh lah sesekali dikonsumsi. Tapi jangan keseringan ya. Apalagi jika anda jarang berolahraga dan beraktivitas fisik. Tipe orang yang ke minimarket depan gang saja menggunakan sepeda motor, hehe.. 

Daripada menumpuk kalori yang naudzubillah bisa berujung diabetes, mending kita banyakin minum yang netral saja, air putih. Segeeerr..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun