Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Bab 2 Perahu Kertas - Pergi ke Bandung

28 November 2024   08:14 Diperbarui: 28 November 2024   08:46 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Keenan dan Kugy akan segera pindah ke Bandung. Keluarga Keenan begitu bersemangat ketika mengetahui Keenan lulus dan akan melanjutkan kuliah ke Bandung. Ayah Keenan yang sangat mengharapkan hal ini pun rela izin dari pekerjaannya untuk mengutus Keenan ke Bandung. 

Tidak hanya itu, adik Keenan, Jeroen pun ikut senang atas kelulusan Kakaknya, tapi ia harus bersedih juga karena akan berpisah dengan saudara kesayangannya itu.

     Di lain sisi, Kugy juga sudah pindah ke Bandung. Dalam hidup Kugy, air adalah hal yang sangat penting baginya. Dan ia baru menyadari bahwa tempat tinggal mereka selalu dekat dengan air. Mengetahui hal itu, Kugy membuat sebuah kebiasaan yaitu mengirim surat ke dewa Neptunus. 

Ia tidak hanya mengirimkan surat, namun ia juga mengirimkan gambar dan setiap hal yang ia ingin kirimkan. Kugy paham bahwa suratnya mungkin tidak akan dibaca oleh dewa Neptunus, namun ia selalu percaya dengan harapan-harapan yang ia buat.

     Ketika Kugy sudah di Bandung, ia diajak oleh Noni untuk menjemput Keenan di stasiun. Kugy yang sedang melakukan ritual tidur siang harus terganggu oleh panggilan Noni. Dengan segala kemalasan, akhirnya Kugy pergi dengan baju seadanya, bahkan Eko pun mengatakan bahwa ia mirip dengan gelandangan. Tapi, tampaknya Kugy tidak peduli, ia merasa nyaman dengan dirinya yang seperti itu.

     Akhirnya mereka bertiga pergi ke stasiun. Namun, ketika sudah di stasiun, mereka tidak kunjung menemukan Keenan. Eko mengakui bahwa ia sudah lama tidak bertemu dengan Keenan dan sepertinya ia sudah mulai lupa dengan wajah Keenan. 

Eko juga lupa membuat papan nama Keenan yang bisa memudahkannya menemukan sahabatnya itu. Dengan bermodal nama, akhirnya mereka bertiga mencari Keenan di antara banyaknya manusia di sana. Kugy memanggil-manggil nama Keenan hingga Keenan merasa terpanggil. Kugy dan Keenan bertatapan, namun dari mereka tidak ada yang menyadari. 

Kugy tidak sadar bahwa Keenan yang ia cari sudah ada di depan matanya, dan Keenan juga tidak sadar bahwa wanita kecil yang mirip anak SMP itu sedang mencari dirinya. Karena terlihat canggung, akhirnya mereka pergi, dalam hati Kugy, ia merasa terpesona dengan penampilan lelaki yang baru ia temui pagi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun