Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Book

Bayangkan Tuhan datang ke Rumahmu

22 Oktober 2024   16:26 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:08 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana jika Tuhan datang ke rumahku?

Apakah kalian pernah membayangkan jika Tuhan datang kepada kalian? Apakah kalian pernah membayangkan bagaimana jika Tuhan datang menemui kalian dalam sosok yang tidak kalian kenal, atau bahkan dalam sosok yang kalian tidak sukai. Apa yang akan kalian lakukan? apakah akan menerimanya dengan senang hati atau justru menolaknya mentah-mentah? Mungkin hal seperti ini sangat sulit untuk kita bayangkan, bahkan ada kemungkinan jika hal itu terjadi, kita tidak menyadari sosok yang di depan kita adalah Tuhan. Hal ini merupakan sebuah persoalan yang rumit.

Dalam novel ini, kisah seperti itu diangkat dengan baik. Dikisahkan, seorang lelaki bernama Benji sedang terdampar dalam sebuah sekoci dengan 8 orang lainnya. Mengapa mereka dapat terdampar di sekoci kecil itu? Mereka merupakan 9 orang yang selamat dari meledaknya kapal pesiar Galaxy. Awalnya, kapal itu diiming-imingi sebagai kapal yang begitu luar biasa. Pemiliknya, Lambert merupakan seorang pengusaha yang sukses juga dan kapal ini memang didesain dengan begitu baik sehingga dapat menjadi sebuah benda yang begitu luar biasa. Lambert mengundang banyak orang-orang besar untuk menikmati kapal tersebut. Sebagai kapal pesiar, tentu banyak yang dapat dilakukan di dalamnya. Namun, suatu saat, sebuah ledakan terjadi dan membuat kapal ini menjadi hancur lebur dan menenggelamkan semua orang. Semua puing-puing kapal tenggelam tanpa tersisa. Semuanya hancur dan tak bisa diselamatkan. Hanya mereka bersembilan yang selamat. Di dalam sekoci itu, berbagai orang dari belahan dunia dikumpulkan dan dipaksa untuk hidup dalam kondisi yang paling menyakitkan. Mereka harus bertahan hidup di dalam sekoci itu. Dalam perjalanan mereka, berbagai tantangan harus mereka hadapi, dan setiap rintangan itu akan membunuh salah satu dari mereka. Benji adalah orang terakhir yang meninggal dan ia melihat semua kematian semua teman di dalam sekoci itu. Hingga di akhir cerita, setelah beberapa bulan kemudian, kapal itu ditemukan oleh seorang gelandangan dan dilaporkan kepada polisi setempat. Inspektur LeFleur, seorang polisi yang menyelidiki kapal itu, menemukan catatan yang ditulis Benji selama terlantar dalam sekoci. Melalui catatan itu jugalah, Inspektur mengetahui semuanya.

Cerita ini sangat mengagumkan. Bagi saya secara pribadi, novel ini memberikan warna yang unik yang dapat menghibur pembaca. Terdapat beberapa kelebihan dari novel ini, di antaranya:

  • Penjelasan latarnya sangat bagus. Penulis menjelaskan 3 latar dengan begitu baik. Latar laut, darat, dan berita dibedakan dengan ringkas sehingga pembaca tidak bingung terhadap hubungan dari setiap cerita.
  • Penuh dengan kejutan. Di bagian awal, diceritakan ada seorang pria yang mengaku sebagai Tuhan, namun di akhir cerita, ada kejutan yang menunggu. Mungkin pembaca sempat benci kepada Benny karena meledakkan kapal itu, ternyata ada kejutan besar di akhir cerita. Mungkin, pembaca tidak akan memberikan banyak perhatian pada gelandangan itu, tapi akan ada kejutan yang besar di balik semuanya.
  • Bahasanya mudah dipahami. Sebagai seorang awam, saya merasa bahasanya mudah dipahami dan jalan ceritanya selalu mengasyikkan
  • Penuh dengan amanat yang bermutu. Pembaca tidak hanya ditegur akan hubungan dan kepercayaannya kepada Tuhan, tapi ini juga mengajarkan banyak hal kepada pembaca terkait penderitaan.

    Secara garis besar, novel ini akan banyak menghibur pembaca. Namun, tidak hanya menghibur, namun akan memberikan banyak pengalaman kepada pembaca

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun