Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pendidikan seperti Apa? Pendidik seperti Apa?

1 September 2023   08:24 Diperbarui: 1 September 2023   08:26 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya masih mengajar selama 2 tahun. Dalam artian, saya sebenarnya masih sangat baru mengenal dunia pengajaran. Kalau dunia pendidikan, tentu saya suda mulai mengenalnya sejak saya mencecap pendidikan itu. Namun, kalau pengajaran di dalam kelas, saya masih awam.

Namun, karena keawaman saya ini, saya masih terus bertanya tentang berbagai hal tentang pendidikan. Terutama pendidikan di Indonesia ini. Saya belum menemukan titik yang solid mengenai pendidikan dan tujuannya. Dan mirisnya, hal tersebut berpengaruh terhadap pengenalan saya akan diri saya. Akhirnya, saya pun tidak mengetahui apa tujuan saya dalam pendidikan ini dan harus menjadi apakah saya dalam mengerjakan pendidikan ini.

Jika ditanya apakah saya memiliki hati untuk pendidikan, tentu ada. Namun, kalau yang ditanya adalah porsinya, saya masih ragu. Apakah porsi hati saya untuk pendidikan ini cukup banyak atau justru sedikit. Namun yang pasti saya punya hati untuk pendidikan.

Sekarang, di dalam pekerjaan saya ini. Saya masih sering iri terhadap pengajaran orang lain. Saya masih iri dengan rekan kerja saya yang kelihatannya lebih profesional, lebih kreatif, lebih tegas dibandingkan saya. Pergumulan saya akan hal ini tidak terjadi di bulan ini saja, namun sudah hampir 6 bulan terakhir. Dan dalam proses ini, saya juga terus menerus berusaha menanamkan sebuah mindset di dalam pikiran saya bahwa tidak semua guru bisa disamakan. Ada guru yang pandai mengajar, tetapi ada juga yang tidak terlalu lihai. Ada guru yang bisa marah, ada juga yang tidak.

Namun, hal ini tidak untuk mendukung seseorang berhenti untuk bertumbuh, melainkan mendorong agar setiap guru sadar pada potensi yang ada dalam dirinya.

Sudah tidak zaman untuk membandingkan diri dengan orang lain. Sekarang, saatnya kita membandingkan diri kita dengan diri kita sebelumnya, apakah sudah ada yang bertambah baik, atau justru semakin buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun