Karena tidak ada garamnya.
Itu adalah salah satu percandaan bapak-bapak yang tidak jelas letak kelucuannya dimana. Oleh karena itu, jawabannya bukan itu ya, tapi ada yang lain. Ini dia
Jadi, beberapa hari ini, saya sering merasa tidak bersemangat dalam hidup. Saya tetap menjalani hidup saya sebagaimana adanya, namun tidak ada semangat ataupun keseriusan di dalamnya, saya tidak termotivasi untuk membuat sebuah hal yang membanggakan dan hanya bergerak seperti biasa saja. Lalu, suatu saat saya menyadari bahwa itu adalah hal yang tidak benar. Harusnya saya punya semangat untuk melakukan sebuah hal. Lalu, setelah saya coba cari, saya tidak mendapatkan jawabannya, hingga pada akhirnya saya pun menyerah untuk mencari jawabannya dan terus tidak bersemangat dalam hidup.
Saya percaya, banyak orang yang seperti itu. Bukan cuman saya, pasti dari sekian banyak orang di dunia portibi ini, pasti ada yang mengalami hal yang sama dengan saya. Untuk itu, mungkin tulisan ini bisa membantu kelen ya kan.
Jadi, tidak sengaja, saya menonton sebuah film yang berjudul "Lighting Up The Stars". Singkatnya, film ini bercerita tentang seorang anak yang tidak jelas orang tuanya, dan seorang perias jenazah yang sangat tidak dihargai di keluarganya. Wajar sih jika si perias ini tidak dihargai, karena ia suka banget berantam dan kesabarannya hanya setipis kulit bawang. Tapi sebelum itu, kita sebut saja nama si anak adalah Xo, dan nama si perias ini adalah San. Anak itu berjenis kelamin perempuan dan perias itu adalah pria dewasa 30 an. Ingat, ini bukan film romantis.
Suatu hari, nenek Xo meninggal dan San mengurus semua acaranya. Xo yang tidak tahu apa-apa menganggap si San mencuri neneknya hingga ia meneror San terus menerus, sampai ke rumah San. San yang sangat pemarah tidak sabar dalam menjelaskan konsep meninggal kepada si anak. Tapi, si Xo tidak berhenti, dia terus menerus meneror San. Awalnya, si San marah dan benci kepada Xo, tapi lama kelamaan, ia kasihan kepada si anak. Hidup si Xo tidak berjalan dengan mulus. Nenek yang sudah meninggal itu merupakan keluarga terakhir si Xo. Lambat laun, San akhirnya menerima Xo, hingga pada ujungnya Xo diangkat menjadi anaknya. Jadi begitulah singkatnya.
San ini adalah orang yang hilang harapan, dan tidak punya ketertarikan kepada hal apa pun. Ia mudah bosan dan tidak becus dalam bekerja, namun semua itu berubah setelah Xo hadir di hidupnya. Ia menjadi lelaki yang merasa bahwa Xo, anak angkatnya perlu untuk diperjuangkan dan dikasihi. San yang pada awalnya adalah orang yang suka marah, akhirnya berubah setelah bertemu dengan Xo. San, pada dasarnya memang orang baik yang kesabarannya seperti kulit bawang merah. Ia punya hati yang lembut, namun perilakunya kasar, makanya banyak orang yang ga suka sama dia.
Tapi, yang saya hendak soroti adalah bahwa hidup San tidak hambar lagi setelah ia menemukan seseorang yang ia bisa perjuangkan. Dalam film ini, namanya Xo. Lalu bagaiaman dengan saya dan kerabat saya yang bingung? Mungkin ini bisa menjadi refleksi bagi kita. Mungkin, saat ini, hidup  kita menjadi hambar karena kita tidak punya CINTA. Kita tidak punya seseorang atau sesuatu yang kita cintai, sehingga kita tidak berjuang akan hal itu. Kalau saja, kita punya orang yang kita cintai, pasti hidup kita akan lebih berwarna. Konsepnya ini sama seperti konsep jatuh cinta pada ABG, tapi cakupan cinta di sini lebih luas, bukan hanya kepada orang lain, tapi kepada sesuatu barang juga.
Untuk itu, coba cari hal yang bisa membuat kalian berjuang, dan lakukan. Maka percayalah kepada tanganku ini, hidup kelen akan lebih berwarna, tidak kusam.