Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

#6 : Hampir seperti Semula

2 Juni 2022   08:21 Diperbarui: 2 Juni 2022   08:22 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini hari Kamis, 02 Juni 2022. Aku bangun dengan perasaan yang hambar. Aku tidak merasakan apa pun. Hanya perasaan yang biasa saja. Tidak ada semangat, tidak ada hasrat untuk melakukan sebuah aktivitas. Hanya perasaan biasa yang membawa diriku untuk bergerak sesuai suasana hari ini.

Owh iya, mengenai pergumulan yang kemarin, hari ini sudah menjadi lebih baik. Rasanya, rasa iri, cemburu, rasa takut kalah dengan orang lain sudah semakin berkurang. Saat ini, ketika aku melihat orang lain, hal yang langsung tersirat di benakku adalah bahwa setiap orang berbeda-beda. Aku rasa aku tidak perlu untuk menjadi mereka. Contohnya adalah dalam hal barang. Kadang, ketika ada orang-orang yang memiliki banyak barang seperti baju, sepatu, jaket, dan materi lain, aku merasa iri, merasa bahwa "banyaknya barang" menjadi tanda bahwa mereka kaya, berkuasa, dan bahagia. Padahal belum tentu. Namun, itu adalah pola pandang yang baru. Untuk sekarang, aku tidak lagi menjadikan materi sebagai penentu kebahagiaan.

Untuk sekarang, ketika aku melihat orang yang memiliki banyak barang, hal yang langsung tersirat di benakku adalah bahwa aku tidak membutuhkan banyak barang seperti itu. Kepribadian kami berbeda-beda. Ada orang yang memang senang untuk mengumpulkan banyak barang, namun ada juga orang yang memilih untuk tidak memiliki barang yang terlalu banyak. Aku adalah salah satu orang yang tidak suka memiliki banyak barang (kecuali buku). Menurutku hal itu adalah hal yang sangat merepotkan. Semakin banyak barang berarti tanggung jawab semakin banyak, semakin banyak hal yang dijaga dan harus semakin banyak hal yang diperhatikan.

Makanya, kalau sekarang kalian memiliki sebuah hal yang menjadi patokan kebahagiaan, mungkin kalian perlu memeriksa kembali akan hal itu. Kebahagiaan itu adalah sebuah hal yang bisa kita ciptakan. Bahagia atau tidaknya kita ditentukan oleh pilihan sendiri.

Owh iya, mungkin dalam diari selanjutnya, aku akan menceritakan hal terkait diri dan lingkungan rumahku. Sebenarnya ini masih terkait dengan diriku sendiri dan aku yang akan menjadi tokoh utamanya, tapi tentu akan membutuhkan tokoh yang lain.

Kalau kalian hendak memberikan sebuah tanggapan, komentar, atau merasakan hal yang sama dengan cerita-ceritaku, jangan lupa untuk memberikan sebuah komentar ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun