Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Keputusan Pribadi

31 Maret 2022   13:44 Diperbarui: 31 Maret 2022   13:50 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, saya mengerjakan banyak tugas. Tugas-tugas yang saya kerjakan seakan-akan terus menyadarkan bahwa bekerja sebagai pengajar bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Mempersiapkan pembelajaran, berinteraksi dengan siswa, mengajar, memeriksa tugas, berinteraksi dengan orang tua, berinteraksi dengan atasan dan rekan-rekan, dan kegiatan yang lainnya.

Sebagai guru baru, saya masih belajar untuk menghayati pekerjaan saya. Kadang, saya merasa lelah dan ingin menyerah, namun di hari lain saya juga sering merasakan hal yang baik. Hal tersebut terjadi berkali-kali.

Hari ini, saya mendapat tugas yang baru dari atasan saya. Padahal, setelah saya berpikir, pekerjaan saya juga tidak sedikit dan jika ditambah dengan pekerjaan yang baru ini, tentu akan menyita banyak waktu. Saya juga harus mengatur jadwal saya kembali dan membuat perancangan hari-hari kembali. Jika diperhatikan, sebenarnya tugas yang diberikan kepada saya bukanlah tugas yang sesuai dengan kemampuan saya. Selain itu, saya tidak apa yang menjadi bahan pertimbangan sehingga saya dipilih untuk mengerjakan tugas itu.

Mendapat tugas yang baru di tengah banyaknya pekerjaan yang belum selesai bukanlah hal yang menyenangkan, namun ketika saya menerima informasi tersebut saya melakukan observasi singkat dan cepat terhadap reaksi dan emosi saya untuk meresponsnya. Saya memperhatikan bahwa saya sedikit kesal dan marah. Ada perasaan tidak terima, mengingat bahwa saya juga punya banyak pekerjaan. Setelah mengobservasi respons yang saya berikan, akhirnya saya memilih untuk tenang, tidak terlalu gegabah, apalagi langsung marah-marah. Saya merasa bahwa tindakan itu bukanlah tindakan yang tepat dan dapat memperburuk hari saya.

Respons yang saya berikan sepertinya tidak dapat dianggap sebagai keputusan yang bijak juga. Karena saya terkesan pasrah dan tidak peduli dengan apa pun yang diberikan kepada saya. Namun, hari ini, saya melihat perbedaannya. Tentu, saya sudah mempertimbangkan respons itu. Beberapa kali juga saya pernah mendapat tugas yang baru, dan setiap mendapat hal tersebut saya selalu mengobservasi respons saya. Sehingga, sekarang saya merasa bahwa respons ini adalah respons yang paling baik yang saya berikan. Dengan respons seperti ini, saya bisa lebih tenang dan tidak terlalu memikirkan orang lain. Selain itu, saya juga tidak terlalu suka berinteraksi dengan orang lain, apalagi berinteraksi dengan orang-orang yang sering membuat saya kesal. Saya merasa bahwa saya lebih baik diam dan mengerjakan apa yang diberikan dibandingkan memprotes ataupun memberikan sanggahan.

Jika ini dianggap sebagai respons yang lemah. Saya tidak setuju, karena setiap orang memiliki kemampuan dan kekuatan masing-masing. Dan setiap orang berhak memberikan respons yang berbeda-beda juga. Intinya, saya berusaha untuk tetap menjaga kondisi saya agar tetap stabil.

Untuk orang lain di luar sana, saya menyarankan kalian untuk memberikan respons yang sesuai dengan keputusan kalian saja. Jangan mudah terpengaruh dengan orang lain. Ikuti kata hatimu, dan dengan demikian kamu akan bersedia dengan sepenuh hati untuk menikmatinya atau menerima konsekuensinya. Hidup kita adalah tanggung jawab kita, untuk itu silakan membuat keputusan-keputusan dalam hidupmu dan buatlah perubahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun