Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Anak Kecil

30 Maret 2022   10:08 Diperbarui: 30 Maret 2022   10:09 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak kecil dalam bimbang
Memandang pada ayah bundanya
Bertanya mengapa wajah mereka tak ceria
Ibunda diam
Menganggap anak tidak ada
Apalagi pertanyaannya
Ia merenung
Melihat dinding
Melihat langit-langit
Kemudian menunduk lagi
Matanya sedih dan marah
Dua emosi yang berbahaya
Ketika saling dipertandingkan
Ia diam
Melihat anaknya sejenak
Kemudian menggerutu tidak jelas

Anak lari kepangkuan ayahnya
Dengan bahagia
Ia juga bertanya
Kenapa ayahnya menggerutu tidak jelas
Mengeluarkan kata-kata kasar
Yang sengaja dipelankan
Supaya telinga suci anak tidak ternoda
Oleh hinaan dan cacian dari mulutnya
Ia tersenyum sejenak
Senum palsu yang tak enak
Namun ia diam
Seakan-akan si anak tak ada di dunia
Seakan-akan dia hanya angin lalu saja

Si anak diam
Ia beranjak dari pangkuan papanya
Mendekati Jobun, kucing kesayangannya
Bercerita
Tertawa dengannya
Mencari krayon hitamnya
Menulis kalimat singkat di dekat ranjangnya
"Apa susahnya bersyukur"
Ia tertawa
Ia menganggap dunia hanya sebesar kamarnya saja
Ia diam, memeluk Jobun
Dan lenyap dalam lelap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun