Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Love

Gaya Cinta "Si Bimbang" (Bagian Empat)

16 April 2021   07:00 Diperbarui: 16 April 2021   07:11 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.cosmopolitan.co.id 

Gaya cinta yang keempat disebut sebagai The Vacilliator atau dalam terjemahannya si Bimbang. Anak-anak yang memiliki gaya cinta seperti ini, umumnya di didik oleh orang tua yang tidak dapat diprediksi. Dalam keluarga, peran yang dimiliki orang tua tidak dapat ditangkap anak dengan jelas sehingga posisi orang tua dalam kehidupan anak akan kabur. Akan ada sebuah kondisi di mana  orang tua memberikan waktu yang cukup banyak kepada anak, namun ada juga waktu bagi orang tua untuk tidak memberikan perhatian kepada si anak. Ketidakkonsistenan ini lah yang menjadikan anak menjadi bimbang terhadap orang tuanya, hingga akhirnya ia bingung dan bimbang dengan dirinya sendiri. Sebagai anak-anak, para Vacilliator belajar bahwa kebutuhan mereka bukanlah prioritas utama orang tua. Hal ini terjadi karena kehadiran orang tua yang tidak konsisten. Anak mencoba untuk mencari hal yang lebih penting ataupun yang lebih bermakna bagi mereka dibandingkan dengan orang tua. Mungkin, mereka akan mencari pergaulan di luar rumah atau masuk  ke dalam sebuah komunitas atau mungkin juga akan memfokuskan pada diri sendiri.

Tanpa kasih sayang yang konsisten dari orang tua mereka, para bimbang mengembangkan ketakutan yang mendalam akan pengabaian. Kasih sayang dan kehadiran orang tua yang tidak konsisten menyebabkan anak memiliki ketakutan untuk diabaikan. Hal ini akan terus berlanjut hingga mereka dewasa. Mereka akan merasa sedih dan kecewa jika mereka diabaikan ataupun tidak diperhatikan. Namun, ketika orang tua akhirnya merasa ingin memberikan waktu dan perhatiannya kepada mereka, para pembedah biasanya terlalu marah dan lelah untuk menerimanya. Ketika orang tua memberikan perhatian pada anak seperti ini, sikap yang akan ia tampilkan adalah sikap yang seperti menolak, namun dalam hati mereka menerima.  Jadi, sulit bagi mereka untuk menerima perhatian yang diberikan oleh orang tua karena hal itu bukanlah hal yang biasa diberikan kepadanya.

Ketika mereka sudah dewasa, dalam hubungan romantis mereka, biasanya anak -anak yang memiliki gaya cinta mencoba untuk menemukan cinta yang konsisten yang mereka miliki sebagai anak-anak. Mereka mencoba mencari sebuah kondisi yang berbeda dengan kondisi masa kecilnya. Ini adalah hal yang wajar ketika si anak mencoba mencari hal yang hilang atau hal yang tidak pernah ia temukan sebelumnya. Mereka akan mencoba mencari pasangan yang bisa memperlengkapi kehidupannya. Vacillator memiliki kecenderungan untuk mengidealkan hubungan baru, tetapi begitu mereka merasa kecewa atau kecewa, mereka menjadi sedih dan ragu. Selain mencari sebuah hubungan yang ideal, anak-anak seperti ini juga akan mencoba mengidealkan setiap hubungan yang ia punya. Ideal yang ada dalam pikiran mereka mungkin lawan dari ketidakidealan yang mereka rasakan ketika kecil.

Vacillator atau Si Pembimbang sering disalahpahami dan dianggap mengalami banyak konflik internal dan tekanan emosional dalam hubungan mereka. Hal ini menjadi hal wajar karena mereka memang melakukan hal yang jarang dilakukan. Mereka bisa menjadi sangat sensitif dan tanggap, yang memungkinkan mereka mendeteksi perubahan sekecil apa pun pada orang lain dan mengetahui saat orang menarik diri.  Agar para vacillator dapat memupuk hubungan yang sehat dan stabil, mereka perlu belajar bagaimana mengatur kecepatan diri mereka sendiri dan mengenal seseorang terlebih dahulu sebelum melakukan terlalu cepat dan terluka oleh harapan mereka sendiri (Psych2Go, 2018)

Referensi

Psych2Go. (2018, Oktober Jumat). Psych2Go. Diambil dari Youtube

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun