Mohon tunggu...
Candika Putra Purba
Candika Putra Purba Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengajar Bahasa Indonesia

Senang membaca karya fiksi Senang mendengarkan musik Senang dengan dunia fotografi Berjuang untuk menjadi manusia yang berguna 24 Tahun Guru SMP

Selanjutnya

Tutup

Love

Alur Cinta Si Penyayang (Bagian Satu)

13 April 2021   05:55 Diperbarui: 13 April 2021   06:01 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembahasan ini masih jarang dibahas oleh banyak orang. Mungkin karena kebanyakan orang merasa lebih hebat dan pintar jika berbicara tentang hal-hal yang besar seperti pendidikan, politik, hukum, dan bidang lainnya. Namun pembicaraan tentang cinta, psikologis manusia, dan pengembangan manusia tidak pernah memiliki celah untuk timbul di pikiran masyarakat. Seperti judulnya, dalam opini kali ini, saya akan mencoba membahas gaya dan bentuk cinta yang dimiliki oleh manusia. Penulisan opini ini dilatarbelakangi oleh salah satu video dari chanel Youtube Psych2go.

Dalam video yang ditampilkan, awal yang mereka katakan adalah bahwa pengalaman masa kecil memberikan pengaruh pada gaya dan bentuk cinta dari seorang manusia. Gaya dan bentuk cinta merupakan cara orang untuk menjalankan cinta. Dalam hal ini cinta yang dimaksud adalah hubungan antara dua insan. Bukan cinta dalam saudara ataupun keluarga. Mereka menyebutkan lima gaya cinta (Love  Style) menurut Dr. Milan and Kay Yerkovich dan memaparkannya dengan jelas. Salah satu gaya cinta yang dipaparkan adalah The Pleaser (Si Penyenang)

Anak yang memiliki gaya cinta seperti ini umunya adalah anak yang tumbuh dalam keluarga yang protektif. Orang tua memberikan perhatian yang banyak kepada anak, sehingga anak tak punya kebebasan dan tidak memiliki banyak kesempatan untuk belajar mengekspresikan diri dan pendapatnya. Setiap hal yang ia lakukan di rumah, lebih banyak adalah perintah dan keputusan dari orang tua. 

Keputusan yang dia pilih tidak dapat dipilih secara pribadi, namun perlu untuk mendiskusikannya dengan orang tua. Anak seperti ini jarang menerima kasih sayang, karena mereka terlalu banyak berjuang untuk memberikan kasih sayang. Di rumah, biasanya anak seperti ini selalu berusaha untuk menyenangkan hari orang tuanya, melakukan yang terbaik agar orang tuanya tidak kecewa terhadapnya.

Anak yang tumbuh dalam lingkungan keluarga seperti ini umumnya merasa kesulitan untuk menentukan keputusan dalam hidupnya. Hal tersebut terjadi karena mereka tidak pernah diberikan sebuah kondisi dan pelajaran untuk menentukan keputusan dan hidup mereka sendiri. Anak seperti ini akan tumbuh seperti benalu, akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain. Namun, keuntungannya adalah anak seperti ini akan sangat penurut dan sangat jarang berbuat hal-hal yang tidak sopan yang dapat menyakiti hati orang lain.

Setelah dewasa, anak yang memiliki gaya cinta seperti ini umumnya memiliki ciri-ciri

  • Banyak memberikan perhatian kepada pasangan bahkan melebihi dirinya sendiri. Si anak akan berjuang untuk membaca setiap keinginan dan perasaan orang lain. Hal tersebut dilakukan agar ia dapat menyenangkan orang lain dan orang lain merasa nyaman dengan dirinya.
  • Selian itu, dia juga akan sering menghindari konflik. Si anak akan melihat bahwa konflik merupakan salah satu tindakan yang dapat membuat orang lain tidak senang dengan dirinya lagi dan pasti akan kecewa terhadap dia. Sehingga, menghindari konflik adalah cara yang ia gunakan. Menghindari konflik dalam hal ini bukan hanya mencegah terjadinya sebuah konflik, namun juga menghindari dan tidak mau menyelesaikan sebuah konflik. Selain itu, ia tidak mau menyelesaikan konflik karena si anak tidak tahu bagaimana caranya.
  • Umumnya, anak seperti ini sangat sulit untuk mengatakan "tidak" ketika orang lain meminta bantuan. Ia akan merasa sangat bersalah jika ia menolak permintaan orang lain. Ia akan berjuang untuk mengedepankan kebutuhan orang lain daripada kebutuhannya sendiri. Hal ini adalah hal yang tidak baik karena kita sendiri harus bisa mengontrol diri kita sendiri.
  • Anak seperti ini sangat mudah minta maaf walaupun ia tidak melakukan kesalahan. Ini salah satu hal yang akan dilakukan untuk tidak menciptakan konflik. Anak seperti ini akan sangat senang memohon dan meminta maaf pada orang lain agar tidak membenci dirinya dan tetap nyaman bersamanya.
  • Namun, ketika anak seperti ini dikecewakan, maka ia bisa depresi dan kecewa. Oleh karena itu, anak-anak yang memiliki gaya cinta seperti ini perlu untuk terbuka tentang apa yang ia mau dan apa yang ia rasakan.

Referensi

Psych2Go. (2018, Oktober Jumat). Psych2Go. Diambil kembali dari Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=gZj176ZoM4Y&ab_channel=Psych2Go

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun