Tidak kalah terhormatnya memenuhi permintaan pasar dalam negeri ketimbang Indonesia dibanjiri produk dari negara lain. Promosi 'pakai produk Indonesia keren' perlu terus digencarkan.
Demikian pernyataan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Kompasiana Nangkring tanggal 23 Oktober 2018 lalu. Acara tersebut diadakan sebelum perhelatan Trade Expo Indonesia (TEI) pada 24-28 Oktober 2018.
TEI dinilai Enggartiasto mampu meningkatkan perdagangan baik di dalam maupun luar negeri. Indonesia berupaya menumbuhkan perekonomian melalui investasi dan ekspor. Ekspor tidak mungkin ditingkatkan dalam jangka panjang kalau industri tidak berjalan. Terlebih saat ini kita menghadapi penurunan daya beli dunia dan persaingan yang begitu ketat. "Ini tantangan," tutur Enggartiasto.
Melihat kondisi tersebut, perjanjian perdagangan, bisnis forum di berbagai negara, dan trade expo menjadi penting. Enggartiasto menyinggung penguatan dollar yang berat bagi importir apalagi industri yang menggunakan bahan baku impor. Berbeda halnya dengan eksportir yang menilai situasi itu menguntungkan. "Kendala tersebut perlu dipetakan sehingga pemerintah bisa menetapkan sejumlah langkah," kata Enggartiasto.
Enggartiasto mengingatkan Indonesia tidak boleh bergantung pada komoditi unggulan tertentu seperti batubara. Perlu ada diversifikasi atau refokus pada komoditi yang memiliki nilai tambah, misalnya tekstil, otomotif, dan furniture
Kini pemerintah fokus pada pariwisata. Bukan hanya penerimaan devisa yang meningkat juga mempengaruhi UKM dan sektor jasa. Pariwisata itu dapat digerakkan dengan investasi yang murah. Mengapa demikian? Enggartiasto mencontohkan pembangunan pelabuhan yang tidak hanya untuk tujuan wisata, juga pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
Sehari-hari Lukas dibantu empat karyawan. Varian produk UD Ester Mandiri, diantaranya wadah tissue, wadah pena, dan furniture. Lukas melayani semua permintaan konsumen, termasuk mereka yang mengajukan desain sendiri.
Selama ini Lukas bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado. Keterlibatannya di TEI untuk pertama kalinya tidak lepas dari bantuan dinas. Bersama rekan pelaku UKM, Lukas terpilih mewakili Sulawesi Utara dalam program Designer Dispatch Service yang diadakan Kementerian Perdagangan (Kemendag). "Saya bersyukur dan berterima kasih kepada Kemendag. Ternyata yang selama ini kami impikan dan pikirkan sangat membantu kami. Saya tidak bisa membalas semua itu," ujar Lukas.
Lukas berharap pengalamannya mengikuti TEI bisa menyemangati pelaku UKM di Sulawesi Utara. Selama mengikuti TEI, Lukas mendapat banyak respon. Peminat produknya, antara lain Meksiko, Perancis, dan Arab Saudi. "Kemarin ada yang memaksa beli produk untuk sampel. Saya sampaikan bahwa produk di sini hanya display," kata Lukas.