Terima kasih GO-FOOD. Hanya GO-FOOD yang bisa membawa UKM seperti kami ke mana pun. Dari Bandung ke pusat kota Jakarta. GO-FOOD membantu memperluas pemasaran. Ayam Asap De Harmony yang semula hanya dikenal di lingkungan kampus kini menjangkau umum.
Demikian ungkapan Penanggung Jawab Ayam Asap De Harmony Eko Prasetyo saat ditemui penulis di gelaran  Hari Kuliner Nasional (Harkulnas) GO-FOOD pada 7 Mei 2018 lalu. Tyo demikian ia biasa disapa menyampaikan, usaha Warung De Harmony dimulai pada 2009. Resep ayam asap tidak sengaja ditemukan. Saat itu owner meninggalkan ayam Bali di samping ayam yang tengah dibakar.Â
Ayam Bali yang ditutupi genteng itu terkena asap dari ayam di sebelahnya. "Malamnya dia ingat. Dibaui kemudian digoreng. Ternyata lebih enak dari ayam bakar," kata Tyo.
Tyo menjelaskan, 1 kg ayam dengan enam potongan paha dan dada direndam bumbu selama 3 jam. Selanjutnya diasap selama 6 jam dan dioven setengah jam. Setelah itu distock di dalam freezer dan mampu  bertahan satu minggu. Ayam itu sebenarnya bisa dimakan setelah dioven atau digoreng.Â
Proses itu dilakukan sehari sebelum dijual. Warung De Harmony selain menjual ayam asap juga ayam bakar, ayam goreng, aneka sambal, dan menu lainnya. "Menu yang bervariasi mengakomodasi customer yang misalnya tidak suka ayam asap bisa makan ayam goreng," kata Tyo.
Mengapa memilih berjualan di sekitar kampus? Menurut Tyo, cara itu lebih mudah dan menguntungkan. Pihak Warung De Harmony mencari lokasi dengan traffic pejalan kaki yang tinggi. Selain bisa makan di tempat, ditawarkan layanan delivery yang praktis. Pasalnya banyak mahasiswa yang malas  keluar kost.  Â
Penjualan tertinggi dipegang outlet Warung De Harmony cabang Unpar. Tyo mengenang lima bulan pertama outlet itu sempat sepi. Pasalnya tidak mudah memperkenalkan  makanan. Luar biasa perjuangannya. Saat itu omsetnya hanya Rp 3 juta sehari. Sekarang omsetnya Rp 12-15 juta sehari. "Di Bandung sendiri satu paket ayam asap dihargai Rp 21 ribu, harga yang cukup mahal untuk kantong mahasiswa. Daya beli mahasiswa cukup tinggi," ujar Tyo.
Keunggulan lain yang dihadirkan Warung De Harmony adalah rasa ayam asap yang unik. Bukan ayam bakar, apalagi ayam goreng. Tekstur dagingnya berbeda setelah diasap.selama hampir 10 tahun beroperasi, Warung De Harmony mengusung konsep happy dan friendly. Tidak hanya customer yang senang makan di sana, karyawan pun senang bekerja. Selain itu menjalin pertemanan tidak hanya antarkaryawan, juga customer.
Total terdapat 35 karyawan Warung De Harmony. Tiga outlet yang ada membeli ayam dari dapur produksi walaupun berada dalam satu usaha. Tujuannya adalah laporan keuangan lebih teratur dan aliran dana lebih jelas. Tyo menyampaikan, pembelian ayam dari suplier dalam sehari bisa mencapai 1.000 potong. "Kami memilih suplier untuk menjaga kualitas," tutur Tyo yang awalnya bergabung sebagai tenaga marketing di Warung De Harmonys.
Membuka Jalan