Fase remaja penuh dengan pencarian jati diri. Tak heran selalu muncul hasrat mencoba segala hal entah itu baik atau buruk. Memuaskan rasa ingin tahu sekalipun harus berkonflik dengan banyak pihak, termasuk orangtua.
Menyaksikan trailer film My Generation sejenak mengingatkan saya kepada masa SMU. Bolos sekolah bersama teman satu geng, pulang pagi menghadiri pesta ulang tahun teman, hingga mencontek. Ikatan pertemanan dengan banyaknya persamaan membuat segala hal ingin dilakukan bersama. Tidak seru rasanya terlihat sendiri. Kebersamaan menjadikan dunia remaja semakin berwarna. Ada canda, ada duka. Ucapan terima kasih layak ditujukan kepada kenangan yang telah lama berlalu tersebut. Pengalaman kehidupan itu yang membentuk diri kami saat ini.
Film My Generation mengisahkan persahabatan empat siswa SMU, Zeke (diperankan Bryan Langelo), Konji (Arya Vasco), Suki (Lutesha), dan Orly (Alexandra Kosasie). Video buatan mereka yang memprotes sekolah, guru, dan orangtua menjadi viral . Akibatnya mereka tidak boleh berlibur. Hukuman tersebut justru membawa mereka pada kejadian yang memberi pelajaran berarti. Zeke digambarkan sebagai pemuda yang sangat loyal pada teman-temannya. Namun ia memendam luka perihal orangtua yang tidak menginginkan keberadaannya. Konji, pemuda polos yang mengalami dilema akan masa pubertasnya harus berhadapan dengan orangtua yang sangat over protective. Suki, remaja perempuan dengan krisis kepercayaan diri. Orly, sosok yang kritis akan kesetaraan gender dan hal-hal yang melabeli kaum perempuan.
Guna mendapatkan bahan pembuatan film My Generation, Upi melakukan riset selama dua tahun. Ia mengamati percakapan generasi millenial melalui semua media sosial, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube. Dialog kombinasi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang muncul dalam film juga diperoleh Upi dari riset tersebut. Ia mengamati generasi millenial cenderung melakukan komunikasi dengan metode tersebut. Dengan demikian percakapan dan karakter yang tercipta di film My Generation sungguh menunjukkan gaya bahasa dan tren anak muda jaman sekarang, menggambarkan generasi millenial yang sesungguhnya, potret yang sangat real.
Selain tema drama remaja, kelebihan lain dari film My Generation adalah munculnya wajah baru dalam peran Zeke, Konji, Suki, dan Orly. Bahkan Upi rela melakukan casting ke beberapa daerah, salah satunya Bali. Ingin menampilkan wajah yang lebih segar dan memberi warna berbeda, itulah alasannya. Regenerasi dinilai Upi mampu memunculkan kualitas pemain muda dengan kemampuan akting yang tidak kalah bagusnya, semakin berbobot dalam kualitas akting pemain. Talent-talent fresh tersebut diharapkan menjadi the next generation industri perfilman tanah air. Karena tidak memiliki acuan akting tertentu, empat remaja itu tampil natural dan percaya diri. Proses reading selama empat bulan menjadi cara pemain baru terbiasa dengan suasana shooting. Mereka pun menilai cara tersebut cukup membantu. Kemampuan akting mereka yang di luar dugaan sesuai dengan karakter yang ingin dibangun dalam film My Generation.
Upi juga menggandeng artis-artis senior, diantaranya Surya Saputra, Aida Nurmala, dan Tyo Pakusadewo. Penampilan dalam film My Generation menjadi ajang pembuktian kualitas akting mereka yang tidak luntur oleh waktu. Bahkan Joko Anwar yang dikenal sebagai sutradara juga berperan sebagai salah satu orangtua. Baik Surya maupun Joko tertarik dengan script film My Generation yang dinilai bagus. Menurut mereka, film ini wajib ditonton dan sangat penting untuk generasi sekarang dan sebelumnya.
Aida berkomentar, film My Generation menunjukkan keinginan orangtua tidak selamanya sejalan dengan keinginan anak. Penting bagi orangtua mengetahui hal tersebut. Sementara itu Upi berpesan, film My Generation memperlihatkan realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari antara orangtua dan anak. Film tersebut ditujukan bagi remaja dan orangtua. Adegan dalam film tersebut diharapkan menjadi bahan pembelajaran untuk orangtua dan remaja. Saksikan film My Generation di bioskop-bioskop kesayangan Anda 9 November mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H