jumpa kita disosial media,
membuang waktu hingga ta terasa hampir  habis,
membangun berbalas lewat sosial media,
berbicara tawa dan cerita yang mengundang tangis..
butir demi butir kasih tumbuh,
saling percaya saling bercerita keluarga,
nampak jelas sudah tujuan seperti bubuh,
diraut dirajut tuk mendapatkan ikan disegara,
kunjung ku kerumah mu,
menjadi awal cerita yang tragis,
aku manusia kotor nan miskin
tak mampu menahan lontaran mulutku,
sehingga terjadi luka yang tak mampu pulih dalam nan teriris.
kini cerita kita tinggal cerita,
buku usang yang tak pernah terbaca didalam pustaka,
namun entah gerangan apa,
rasa itu kita simpan spt sediakala,
kau tau,
akulah si miskin nan kotor,
tak mampu membelikanmu baju,
terpandang lah aku spt lelaki longor,
Â
aku manusia yang tak sadar diri,
ntah apa yang kau harap dariku ini,
hatimu terlalu yakin padaku,
hingga matamu seperti terbelenggu.
Lemahabang, 18-08-2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H