Mohon tunggu...
Karya Raksa
Karya Raksa Mohon Tunggu... Sales - Pedagang

Kegiatan diluar sarat dgn kejenuhan dan keberingasan.. disini kita bisa menuangkan sesuatu dgn perasaan tanpa khawatir tipu daya. Hanya itu saja membuat dunia ini tidak menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Tanpa Panutan

19 September 2022   20:45 Diperbarui: 19 September 2022   20:55 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Negeri tanpa panutan
Layak seperti kata tuk disembah
Disaat getir tertanam dalam batin yang lemah
Terombang-ambing dideburan nasib
Seperti buih-buih yang tanpa arti kau rasa dirimu sudah raib

Begitulah awal mula nya
Batin Terseok teriris rasa
Berharap semua sama dipenglihatan
Betapa malang ceritamu tersapu oleh baju kecoklatan

Warna yang penuh kekaguman
Warna yang jadi idaman
Hal itu membuat semua jadi buta
Halal semua cara agar mendapat warnanya

Tiba masanya dimana si wibawa menggeliat
Harta, agama, jabatan semua milik
Harus terlihat
Entah apa yang kau sirat
Gerangan itukah sebuah nasihat

Aku termangu dalam kepiluan
kala tanya tak bisa kutepiskan
Abang ini kah cara mendapat pengakuan?
Aku tak bisa memberi jawaban

Diwaktu ingat guru pernah menyampaikan
Manusia yang selamat adalah manusia bermanfaat untuk sesama
Pengakuan hanya sekelipan
Semua lenyap saat kita berkawan batu nisan

Kesambi, 19 September 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun