Mohon tunggu...
Karya Raksa
Karya Raksa Mohon Tunggu... Sales - Pedagang

Kegiatan diluar sarat dgn kejenuhan dan keberingasan.. disini kita bisa menuangkan sesuatu dgn perasaan tanpa khawatir tipu daya. Hanya itu saja membuat dunia ini tidak menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aroma Pagi

18 September 2022   08:30 Diperbarui: 18 September 2022   08:29 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

> Hai.! sebait sapaan yang bergumam,
tak terelak torehan senyum dari kejauhan
> mata pun terbelalak merubah awan,
yang suram dan penuh kegelapan
> angin-angin menari kian mengencang,
menyapu rimbunnya pepohonan
> ku dengar hentakan kaki dikedalaman,
nyanyikan merdu serta penyemangat kehidupan
> tak tertahan rasanya dikeheningan,
ingin ku sapa jelita si biduan

> Kini.! kenyataan tinggal lah angan,
bangunan megah berdiri tanpa perasaan
> sang mata tertutupi oleh liarnya keegoan,
kegelapan menjadi keniscayaan
> imbun nya pun tak nampak,
roboh oleh tangan besi yang tanpa hirauan
> entah kapan terdengar lagi nyanyian
dan hentakan semangat mu
> akan ku tunggu seonggok lantunan,
untuk ku anyam asa dilingkar keras perkotaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun