Mohon tunggu...
Juli Nugroho
Juli Nugroho Mohon Tunggu... Konsultan - Brand-Marketing-Service Excellence Professional.

Penggiat Literasi "AyoGemar Membaca". Penggiat Pelatihan PramugariCerdasAcademy Penggiat UMKM MitraSahabatBisnis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Diskriminasi di Tengah Emansipasi

2 Mei 2016   09:44 Diperbarui: 28 Oktober 2016   14:19 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

sumber @sriwijayaair

 

Hari Kartini diperingati sebagai hari emansipasi bagi wanita Indonesia. Hari itu seolah menjadi hari pendobrak bagi terbukanya kesempatan bagi wanita Indonesia untuk dapat berkarya, sejajar dengan kaum pria. Beberapa airlines memberikan ucapan selamat Hari Kartini melalui postingan di sosial media twitter.  

Tetapi, ada satu hal yang sangat istimewa yang menjadi perhatian saya, yaitu apa yang dilakukan oleh Sriwijaya Air dalam twitternya yang menampilkan sosok awak kabin wanita berhijab berdampingan dengan wanita lain yang tidak mengenakan hijab.

Sriwijaya Air seolah dengan lantang menyatakan bahwa wanita berhijab juga memiliki kesempatan yang sama untuk dapat berkarya sebagai awak kabin. Apa yang dilakukan oleh Sriwijaya Air patut mendapatkan apresiasi, karena ia membolehkan awak kabinnya berhijab saat bertugas, bukan terbatas pada rute penerbangan haji semata. Hal ini tidaklah ditemukan pada maskapai penerbangan nasional lainnya.

Saat ini, sebenarya banyak pramugari Indonesia yang berhijab dalam kehidupan sehari harinya, namun regulasi perusahaan tidak membolehkannya untuk tetap berhijab saat bertugas. Sehingga ia terpaksa melepaskan hijabnya selama bertigas. 

Regulasi semacam  ini sebenarnya sangat tidak pantas diberlakukan di negara Indonesia yang berpenduduk muslim sebagai mayoritas. Di tahun 2008, bahkan ada kasus pemecatan seorang perawat berhijab oleh salah satu rumah sakit terkemuka di bilangan Bekasi. Seolah wanita berhijab tidak pantas berkarya disektor tertentu !

Sungguh ironis disatu sisi kita merayakan emansipasi wanita, tetapi disisi lain kita masih melakukan diskriminasi terhadap wanita berdasarkan pakaian yang dikenakannya, dan bilamana diperluas bisa dikatakan bahwa perusahaan teesebut telah melakukan diskriminasi terhadap wanita muslim yang berupaya untuk melakukan keyakinan agama yang dianutnya. Herannya hingga saat ini belum terdengar adanya pembelaan dari para aktifivis wanita mengenai hal ini.

Meskipun tulisan ini saya buat beberapa hari setelah perayaan Hari Kartini, tetapi sepertinya masih tetap relevan untuk disampaikan. Selamat Hari Kartini, Semoga tahun depan apa yang dilakukan oleh Sriwijaya Air, dapat diikuti oleh maskapai penerbangan Indonesia lainnya, sehingga semakin banyak wanita berhijab yang dapat berkarya sebagai awak kabin.  (coach juli nugroho - empowerment coach)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun