Mohon tunggu...
Alwi Assagaf
Alwi Assagaf Mohon Tunggu... -

Certified Coach & a member of International Coach Federation (ICF)

Selanjutnya

Tutup

Money

Coach dan Coachee : Kemitraan dalam Sesi Coaching

24 Januari 2015   17:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:27 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coach Alwi (Alwi Assagaf), www.coachalwi.com. Pada setiap sesi coaching hanya ada interaksi antara coach dan coachee (client) dan tidak boleh ada orang atau pihak ketiga diantara mereka selama sesi berlangsung. Orang ketiga atau apapun yang mengganggu interaksi yang tengah berlangsung apalagi interupsi selama sesi coaching berlangsung sama sekali tidak diperbolehkan karena akan mengganggu proses dan hasil coaching. Coach dan coachee harus menyadari hal ini dan memastikan ketentuan ini ditaati penuh sejak dari awal, tanpa kecuali.

Bahkan semua peralatan yang dianggap dapat mengganggu konsentrasi seperti laptop, desktop, mobile phone dan barrier lainnya juga harus “diamankan” sehingga tidak mengganggu konsentrasi dalam sesi coaching. Sesi coaching harus diusahakan “steril” dari segala sesuatu yang “mengganggu” upaya pencapaian hasil terbaik. Ini tidak berarti bahwa sesi coaching hanya boleh dilakukan di tempat tertutup dan terkunci. Ruang terbuka juga dapat digunakan selama tidak ada proses gangguan. Tulisan “mohon jangan diganggu” dan atau dapat juga ditambahkan tulisan dibawahnya “sedang berlangsung sesi coaching” dapat dibuat agar orang lain tidak melakukan interupsi atau mengganggu jalannya sesi coaching. Sesi coaching terfokus hanya pada dua orang (jika sesi coaching : one to one), yaitu coach dan coachee. Mereka berdualah penentu hasil.

Apa penentu sukses sesi coaching? Penentu utama suksesnya proses coaching adalah coachee dan coach. Jika coachee tidak menghendaki sesi coaching tersebut dan hanya mengikutinya karena menjalankan permintaan dari “client” (pihak ketiga yang mensponsori : perusahaan, organisasi atau individu sponsor) maka tidak banyak yang bisa diharapkan dari proses coaching ini.Mindset dan komitmen dari coachee menjadi faktor dasar yang membuka jalan pencapaian hasil terbaik.Ketika mindset dan komitmen dijalankan secara penuh maka potensi hasil akan mencapai yang terbaik.

Untuk mencapai hasil terbaik maka beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang coachee antara lain sebagai berikut :


  • Mindset yang terbuka untuk perubahan,
  • Komitmen dan motivasi yang kuat untuk melakukan perubahan dan pencapaian hasil,
  • Siap dan mau berubah serta melaksanakan poin-poin yang merupakan hasil coaching ssegera mungkin,
  • Meyakini dan menginginkan potensi besar yang ada dalam dirinya mampu dimaksimumkan melalui sesi coaching tersebut,
  • Menganggap coach sebagai mitra handal yang membantu pencapaian tujuan gol,
  • Menganggap diri sebagai subjek utama dalam proses coaching dan bukan menggantungkan semuanya pada coach,


Coach yang baik akan berperan besar sebagai fasilitator dan katalis yang berfungsi menggali dan memaksimumkan potensi diri coachee melalui kompetensi, ketrampilan dan kualifikasi yang dimiliki coach. Kualifikasi coach yang dibutuhkan antara lain :


  • Memiliki passion, standar kualifikasi dan kompetensi sebagai coach, antara lain dapat berasal dari International Coach Federation (ICF) atau lembaga afiliasi yang telah ditunjuknya (Loop Indonesia dan lain lain).
  • Menempatkan diri sebagai fasilitator, katalis, penuntun dan pembimbing yang membantu coachee dalam proses perubahan yang diharapkannya, tanpa ikut memasukkan dan memaksakan pemikiran coach untuk “membentuk” coachee atau hasil akhirnya. Coach harus merelakan coachee mempunyai pemikiran dan tindakan yang paling tepat untuk dirinya sendiri karena itulah jalan tercepat mencapai perubahan dan bukan perubahan yang dipaksakan dari luar.
  • Tidak boleh ada pengarahan ataupun instruksi kepada coachee untuk mengikuti pandangan coach selama sesi coaching berlangsung. Setelah sesi coaching selesai maka bisa saja coach mengungkapkan pandangannya.
  • Percaya pada potensi diri coachee dan tertarik pada pengembangan sumberdaya manusia dan menganggap coachee sebagai subjek dan bukan objek. Sikap mental positif terhadap coachee harus terus dijaga.
  • Bahasa yang digunakan harus bahasa positif, sopan dan baik serta jauh dari proses mengintrogasi apalagi sampai menghakimi.
  • Ketrampilan menggali gol, potensi, opsi dan solusi terbaik dari coachee dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang “membangkitkan”, kombinasi banyak pertanyaan terbuka dan sedikit pertanyaan tertutup, umpan balik, klarifikasi, refeleksi, dukungan dan mengembangkan rasa empati,
  • Mendengar secara aktif (active listening) termasuk yang tersirat dengan banyak mendengar, bertanya, klarifikasi, bertanya dan bertanya,
  • Fokus pada kondisi saat ini dan solusi atas gol yang ditetapkan. Masa lalu tidak banyak bermanfaatdan lupakan saja selama sesi coaching berlangsung.
  • Fokus pada pengembangan diri dan atau kinerja coachee sebagaimana yang telah disepakati dalam perjanjian coaching.

Untuk memenuhi kualifikasi dan kompetensi sebagai seorang coach sebagaimana disampaikan diatas jelas bukan hal yang mudah jika dilakukan tanpa kemauan kuat dan latihan yang panjang. Sinergi antara coach dan coachee akan mampu menstimulasi, menginspirasi dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif dari coachee mencapai potensi pribadi dan profesional yang dimiliki coachee. Hasil terbaik tercapai berkat interaksi antara coach dan coachee dengan memenuhi beberapa kondisi dan kualifikasi diatas. Selamat mempraktekkan dan menjalani sesi coaching.

Coach Alwi (Alwi Assagaf), www.coachalwi.com, 24 Januari 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun