Pengamat maupun publik sudah meramalkan soal Koalisi Merah Putih. Kala itu koalisi yang dipelopori oleh Mas Prabowo ini bahkan mengklaim koalisinya solid dan permanen. Publik pun tak yakin koalisi ini akan bertahan lama. Sekarang, ramalan itu terang benderang terbukti benar adanya. Belum genap ‘100 tahun’, koalisi ini BUBAR. Ya! Inilah realita politik.
KMP bubar. Ini harus jadi momen membuka mata lebar-lebar, khususnya bagi orang-orang awam yang hanya kenal ‘nasi bungkus’. Dalam politik, tidak ada kawan sejati, tidak ada lawan sejati. Wajah dapat berubah-ubah melebihi kemampuan siluman. Ludah pun dapat berubah jadi madu yang lezat, sekalipun sudah terlontar dari mulut tetap lezat dijilat kembali. Tak ada visi-misi sejati, tak ada kepentingan sejati, yang ada hanya ‘kemasan-kemasan’ yang menarik. Semua orang pun DIHARAMKAN bicara soal harga diri di atas panggung politik. Karena di atas sanalah sandiwara-sandiwara dan kebohongan-kebohongan yang ‘dibenarkan’.
KMP bubar. Apakah ini bagian dari skenario politik yang terencana? Atau murni bagian dinamika politik? Tak ada manusia yang dapat menjawab ini kecuali pemain utamanya.
Lalu apakah ini menguntungkan bagi pemerintah, khususnya JKW?
KMP bubar. Mungkin ini bisa saja mengurangi kegaduhan di DPR. Mungkin ini bisa saja memuluskan semua RUU usulan pemerintah. Mungkin ini bisa saja memuluskan proyek-proyek pemerintah. ATAU, mungkin ini bisa saja menaikkan posisi tawar parpol terhadap pemerintah, khususnya JKW. Bergabungnya parpol-parpol ke pemerintah, seolah terbentuk koaslisi baru yang memiliki super power. Koalisi ini memungkinkan bernegosiasi dengan JKW kaitannya antara kebijakan pemerintah dengan ‘kepentingan’ parpol, yang pada akhirnya JKW tak punya pilihan. Tapi ini hanya mungkin dan mungkin, karena saya pun hanya kenal ‘nasi bungkus’.
Salam SUPER!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H