Kebakaran Hutan di Kalimantan terus meluas dan mengancam kawasan konservasi dan permukiman warga. Hingga Selasa(07/11/2023), luas lahan yang terbakar mencapai 10 ribu hektar, Kebakaran meningkat dari 7 ribu hektar pada Minggu (12/11/2023).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat, Purwo Nugroho, mengatakan bahwa kebakaran hutan terjadi di 12 kabupaten dan kota, dengan titik api terbanyak di Kabupaten Ketapang. Ia menambahkan bahwa sebagian besar lahan yang terbakar adalah lahan gambut dan lahan kosong milik perusahaan.
"Kami terus berupaya memadamkan api dengan mengerahkan personel dari BPBD, TNI, Polri, Manggala Agni, dan relawan. Kami juga menggunakan helikopter water bombing dan pesawat terbang untuk melakukan penyemprotan air dan bahan kimia pemadam api," ujar Purwo.
Purwo mengatakan bahwa penyebab kebakaran hutan masih dalam penyelidikan, namun diduga akibat faktor alam dan ulah manusia. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena dapat menyebabkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan.
"Kebakaran hutan ini menyebabkan polusi udara yang sangat tinggi, terutama di Kabupaten Ketapang dan Pontianak. Kami sudah mendistribusikan masker kepada warga yang terdampak dan menghimbau mereka untuk menjaga kesehatan dan menghindari aktivitas di luar rumah," tutur Purwo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H