Suatu ketika pada siang hari sekitar pukul 10.00 diruang kuliah yang tidak terlalu istimewa. Dengan bangunan juga tidak terlalu istimewa hanya terdapat dua kipas angin kecil yang terletak satu di kanan dan satu dikiri diruang kuliah tersebut. Untuk luas ruang tersebut cukup besar karena kapasitas untuk menampung murid sekitar 150 orang. Â Oh iya.. dengan kapasitas ruang 150 orang untungnya hanya terdapat sekitar 54 orang pada jurusan tersebut. Cuaca pada saat itu kurang mendukung dan suhu yang cukup panas saat itu. Pada siang hari tersebut saya sedang ada kuliah dan duduk sendirian dibelakang sambil menyimak dosen menjelaskan materi.
Ketika itu dosen sedang sibuk menjelaskan materi kuliahnya dan beberapa murid sedang sibuk dengan urusannya masing - masing. Ada yang sibuk BBM an, ada yang sibuk mencatat dan mendengarkan, ada yang sibuk dengan urusan tidurnya, dsb. Suatu ketika saya tidak lagi menyimak materi kuliah karena tergoda oleh teman - teman perempuan yang duduk didepan saya. Eitss.... tergoda disini bukan yang aneh - aneh tapi saya maksudkan adalah mereka sedang bermain handphone android yang sedang booming pada saat ini. Melihat mereka asyik bermain handphone saya tertarik pada satu hal.
"Kenapa mereka tidak puas dengan satu handphone? Mereka sampai punya 2 atau 3 bahkan lebih dari itu. Apalagi mahasiswa buat apa handphone banyak - banyak? Pasti pertanyaan seperti demikian pernah muncul dipikiran kalian saat melihat seseorang punya banyak handphone."
Seperti yang pernah saya baca seputar komedi " Alasan bagi yang mereka yang punya banyak handphone, Â alasannya adalah satu buat pacar yang satu buat simpenan, dan yang lainnya untuk simpenan - simpenan yang lainnya." (tapi itu hanya intermezzo)
Kembali ke masalah ketertarikan saya melihat seorang cewek (mahasiswa) memegang dua handphone android sekaligus. Dengan iseng saya tanya "Loh kamu ganti handphone lagi a? Itu hape sapa lagi?". Dengan entengnya temanku menjawab "Gak ganti kok, ini satunya punya bojoku". Lalu ditimpali oleh temanku lainnya yang mendengar percakapanku "Loh ws bojo an? Kapan kawin'e? kok gak undang - undang? (dengan nada bercanda)".
Darisitu saya langsung update status di Sosmed dengan bahasa Jawa "Duwe pacar hapene digowo mbek senk wedok... Ngene ketoro jatuh cinto ga percoyo karo pasangan... Lapo pacaran lek ga dipercoyo". Tanpa pikir panjang langsung saya update status seperti itu ga ngurus orang yang mau protes.
Ini kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini. Para remeja  saat ini  hanya asal suka, dan mereka kadang egois terhadap pasangannya, mereka memberikan batasan yang terlalu ketat karena takut mereka selingkuh. Kalau saya ibaratkan seperti mall yang sedang ada diskon baju murah meriah pastinya banyak orang berdatangan untuk membeli dan asal "comot" padahal belum tentu kualitas dari baju tersebut baik/itu hanya permainan harga saja. Melihat kejadian seperti itu membuat orang selalu hidup dalam kegelisahan, kebimbangan, ketakutan, dsb istilah keren sekarang "galau" padahal orang ingin hidup bahagia tetapi mereka sendiri tidak membuat hidup mereka bahagia.
Beberapa kenyataan/kasus jatuh cinta yang terjadi di kalangan remaja saat ini adalah
1. Mereka jatuh cinta karena salah satu dari mereka kaya (lebih dalam hal materi) dan yang satunya maaf "miskin/kurang dalam financial" sehingga mereka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan tersebut.
2. Mereka jatuh cinta karena salah satu dari mereka tampan/cantik (memiliki outter beauty) biasanya seperti ini idola disekolah/dikampus.
3. Mereka jatuh cinta karena salah satu dari mereka minder gara - gara teman sebaya nya banyak yang memiliki pacar dan kerap kali diejek oleh teman sebayanya.
Sebenarnya banyak faktor dari realita jatuh cinta di kalangan remaja yang terjadi sekarang/saat ini. Salah satunya seperti yang telah saya sebutkan diatas. Bagi para pembaca yang dalam " sedang pacaran/orang tua/ jomblo (seperti saya wkwkwk)" BERHATI -HATILAH DALAM JATUH CINTA, KARENA CINTA ITU SEPERTI PEDANG BERMATA DUA DIMANA CINTA BISA MENYENANGKAN JUGA BISA MENYAKITI PERASAAN SESEORANG
(Mr. X| 18-03-2014|Think like me!)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H