Mohon tunggu...
Anna Saraswati
Anna Saraswati Mohon Tunggu... Penulis - @wellnesslifeindonesia

Justice, Law Lecture, and Socio-Art-Cultural Studies, Faculty of Law Economy Technology of Al-Azhar Indonesia University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Komputasi di Era Digitalisasi, Apa Manfaatnya?

28 Maret 2024   03:24 Diperbarui: 28 Maret 2024   03:30 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image/phoro: dikpri)

Perkuliahan di kampus Universitas Al-Azhar Indonesia sudah dimulai sejak 3 minggu yang lalu, dan salah satu mata kuliah yang menarik pada semester ini adalah Literasi Komputasi. 

Literasi komputasi termsuk dalam rangkaian mata kuliah umum setingkat universitas yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa yang menjalankan studi di salah satu kampus swasta Islam terbaik di Jakarta, Universitas Al-Azhar di Indonesia. Mata kuliah literasi komputasi ini semula bernama Teknologi Informasi dan Komunikasi Terapan (TIK), karena teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu dari 7 elemen dasar UAI, sehingga menjadi mata kuliah wajib. 

Pengembangan mata kuliah baru berbasis KKNI menuntut setiap mahasiswa untuk memiliki keterampilan dan konsep teknologi informasi yang baik, dan ketentuan ini pastinya berkaitan dengan komputer, sehingga menjadi dasar perubahan nama menjadi Computational Literacy atau literasi komputasi.

Dalam perkuliahan ini, mahasiswa tidak hanya belajar bagaimana menggunakan teknologi yang tersedia, tetapi juga dilatih untuk menggunakan pemikiran komputasional untuk memecahkan masalah dan membuat produk literasi komputasi. Dan yang menjadi hasil dari mata kuliah literasi komputasi ini adalah bahwa, mahasiswa perlu membuat infografis dan video animasi.

Ditinjau secara teoritis, dengan berpikir komputasional seseorang dapat terbantu atau menjadi lebih mudah melakukan observasi masalah, mencari solusi permasalahan, atau memecahkan permasalahan, serta dapat mengembangkan solusi atau pemecahan masalah. Lebih dari itu, berpikir komputasional mengasah setiap orang untuk dapat berpikir lebih efektif dan efisien.

Dengan memahami literasi komputasi ini, banyak benefit yang diperoleh, diantaranya, jika diperhatikan dengan cermat, literasi komputasi juga bermanfaat untuk melatih otak manusia agar menjadi terbiasa berpikir secara logis, kreatif, dan tertata, karena adanya sistem yang terstruktur. 

Selain itu, literasi komputasi dapat membantu manusia dalam merumuskan permasalahan dengan cara menguraikannya menjadi elemen-elemen yang lebih kecil, sehingga dengan demikian kita akan lebih mudah untuk mengaturnya dan menentukan solusinya

"Berfikir komputasi dapat diterapkan dengan atau tanpa menggunakan komputer tetapi sering dijalankan atau dioperasionalkan dengan pemrograman komputer. Ilmu komputer dapat menyelesaikan masalah yang mendesak untuk mendefinisikan yang penting dari pengalaman manusia. Ilmu komputer dapat diartikan atau didefinisikan sebagai studi tentang komputer, software, perangkat keras, proses algoritma, dan dampak pada masyarakat." (2 Jill Jones, Dennis Mccowan, and Chris Stephenson, For K -- 12 Computer Science: Of the, Computer, n.d.)

Berpikir komputasi umumnya mengacu pada kemampuan berpikir dalam istilah komputasi, prosedural, atau algoritma untuk pemecahan masalah.

Teori yang disampaikan dalam perkuliahan di salah satu kampus swasta Islam terbaik di Jakarta, Universitas Al-Azhar Indonesia, ini menjelaskan bahwa literasi komputasi kognitif adalah cara kita menerapkan pemrograman untuk memperluas pemikiran kita. Bahwa aspek literasi komputasi ini difokuskan pada penerapan pemrograman untuk masalah dan konteks yang berbeda untuk menyelesaikan tugas yang tidak dapat dilakukan tanpa komputasi.

Pada tingkat pemula, ini akan melibatkan penggunaan pemrograman untuk memecahkan masalah sederhana seperti memprediksi hasil dari peristiwa acak, atau gerakan suatu objek di bawah kondisi tertentu.kekuatan. Pada tingkat yang lebih tinggi, ini mungkin melibatkan aplikasi seperti simulasi dinamika sistem banyak benda untuk memprediksi perilakunya dari waktu ke waktu.

Teori lainnya adalah literasi komputasi sosial, yakni cara kita berkomunikasi tentang komputasi kepada orang lain. Ini mencakup segala sesuatu mulai dari praktik komunikasi dalam tim proyek hingga bagaimana seseorang menyusun kode seseorang agar lebih mudah dibaca. Pada tingkat pemula, ini mungkin melibatkan praktik umum seperti memberi komentar pada kode, menjelaskan arti kode seseorang kepada orang lain, dan menulis laporan sederhana tentang proyek komputasi.

Sedangkan literasi komputasi material mencakup mekanika, teknik, dan pengetahuan yang terlibat dalam tindakan pemrograman. Pemahaman pemula tentang literasi materi ini akan melibatkan pembelajaran sintaks dasar dari setidaknya satu bahasa pemrograman, termasuk sub keterampilan seperti menetapkan variabel, membuat loop dan fungsi, serta teknik menjalankan dan men-debug skrip sederhana. 

Pada tingkat literasi komputasi material yang lebih tinggi, seseorang akan dapat memprogram dalam berbagai bahasa, menentukan kelas dan objek, dan memahami cara kerja bagian dalam dari berbagai jenis komputer dan sistem operasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun