Mohon tunggu...
Clint Perdana
Clint Perdana Mohon Tunggu... Penulis - Just an Ordinary Learner

Menulis sebagai media bertukar pikiran, diskusi dan dakwah modern di tengah luas namun sempitnya dunia ini, mari berbagi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tinta dan Tindakan: Kisah Inspiratif Seorang Guru dalam Revolusi Merdeka Belajar

31 Mei 2023   21:20 Diperbarui: 31 Mei 2023   21:38 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani - Ki Hajar Dewantara

Pentingnya Menggandeng Orang Tua dalam Transformasi

Bagi Bu Tutik, peran orang tua siswa juga sangat penting dan fundamental dalam keberhasilan Merdeka Belajar. Meski ada tantangan dalam mengubah paradigma mereka, Beliau berusaha menjelaskan pentingnya pendekatan ini bagi perkembangan anak. 

Bu Tutik berusaha menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya tentang menghafal dan mengulang, tetapi juga tentang berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan menjadi pembelajar seumur hidup.

Hasil Perubahan dan Dampak bagi Murid

Perubahan yang terjadi dalam metode pembelajaran dan kurikulum ini memberikan dampak yang sangat signifikan pada perkembangan murid. Dalam pandangan Bu Tutik sebagai guru PPKN, murid-murid tampak lebih peduli terhadap isu-isu sosial dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara. Namun, perkembangan tersebut tidak hanya terbatas pada mata pelajaran PPKN saja.

Sebagai contoh, dalam mata pelajaran matematika, Bu Tutik sebagai wali kelas dapat melihat beberapa murid yang awalnya kesulitan dengan konsep-konsep matematika, kini mulai menunjukkan peningkatan. Mereka tidak lagi melihat matematika sebagai sesuatu yang menakutkan, tetapi sebagai tantangan yang bisa mereka pecahkan. Hal ini terjadi karena pendekatan belajar yang lebih fleksibel dan sesuai dengan minat dan gaya belajar mereka.

Begitu juga dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Murid-murid mulai lebih aktif dalam diskusi dan lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat mereka. Mereka juga lebih termotivasi untuk membaca dan menulis, karena mereka diberi kebebasan untuk memilih topik yang menarik bagi mereka.

Bahkan dalam mata pelajaran olahraga, perubahan ini juga tampak. Murid-murid yang biasanya enggan berpartisipasi alias malas gerak (mager) dalam pelajaran olahraga, kini tampak lebih antusias. Mereka mulai menyadari bahwa olahraga bukan hanya tentang kompetisi dan menang kalah, tetapi juga tentang kesehatan, kerja sama, dan sportivitas.

Perubahan ini menunjukkan bahwa pendekatan Merdeka Belajar bukan hanya berdampak pada mata pelajaran tertentu, tetapi juga pada seluruh aspek perkembangan murid. Dengan pendekatan ini, murid bukan hanya belajar untuk mendapatkan nilai tinggi dalam ujian, tetapi juga belajar untuk menjadi individu yang berpikir kritis, kreatif, mandiri, dan peduli terhadap lingkungan sekitar mereka.

Menuju Masa Depan dengan Merdeka Belajar sebagai Norma Baru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun