Sinopsis
Raja Santanu yang terpesona dengan kecantikan Dewi Gangga, meminta Dewi Gangga untuk menjadi istrinya. Dewi Gangga menyetujui itu, namun dengan beberapa syarat. Karena sedangkan saran maka tanpa pikir panjang, Raja Santanu menyetujui syarat-syarat itu.
Raja Santanu dan dewi Gangga kemudian hidup bersama. Hingga akhirnya Dewi Gangga mengandung anak mereka, Raja Santanu sangat senang. Namun, pada saat melahirkan, Dewi Gangga mengajukan syarat untuk melahirkan sendiri di tepi sungai Gangga dan Raja Santanu menyetujui itu.
Tetapi, ia merasa kecewa dan bingung karena ketika kembali ke istana, Dewi Gangga tidak membawa bayinya. Kejadian ini terus berlanjut sampai bayi ketujuh. lalu, ketika Dewi Gangga hendak melahirkan yang kedelapan Kali, Raja memutuskan untuk mengikuti Dewi Gangga ke tepi sungai gangga. Disana betapa terkejutnya Raja Santanu melihat Dewi Gangga akan membuang bayinya ke sungai. Dengan geram ia menghampiri Dewi Gangga dan mengingkari sumpahnya.
Dewi Gangga kemudian menjelaskan apa yang terjadi. Dia di minta untuk menjadi ibu dari kedelapan wasu yang terkena kutuk patsu dari Resi Wasistha. setelah menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, Dewi Gangga hilang dengan bayinya.
Setelah kejadian itu, Raja Santanu kembali memimpin kerajaannya dengan begitu bijaksana. Pada suatu hari Raja Santanu berjalan-jalan di tepi sungai gangga sambil teringat akan kenangannya bersama Dewi Gangga. Namun tiba-tiba dia melihat seorang anak yang seusia remaja dipinggir sungai, ia kagum melihat kegagahan dan ketangkasan anak tersebut. Raja Santanu kemudian menghampiri anak tersebut, dan dia terkejut ketika sudah dekat ia melihat disana ada pula Dewi Gangga. Ternyata anak itu adalah anak ke-delapan Dewi Gangga dan Raja Santanu, yang kemudian diberi nama Dewabrata.
Pesan Moral Yang Terdapat Dalam beberapa Kutipan
"Hentikan! Ini pembunuhan kejam! Rupanya kau tega membunuh bayi-bayi yang tak berdosa!"(epos mahabarata hal 45).
Pada kutipan tersebut tersimpan pesan moral untuk jangan melakukan hal yang bodoh jika tidak ingin menyesalinya dikemudian hari. Ada baiknya dipikirkan matang-matang sebelum melakukan sesuatu agar tidak ada penyesalan kemudian hari.
"Wahai raja yang agung, kau telah melanggar janjimu karena hatimu telah terpaut pada bayi ini! Baiklah aku tidak akan membunuh bayi ini, namun sebelum itu dengarkan ceritaku dan jangan simpulkan apapun sebelum kau mendengarnya." (epos mahabarata hal 45).
Pada kutipan di atas, pesan moral yang ingin disampaikan adalah bersikaplah jujur agar tidak ada kesalahpahaman dan menimbulkan kejadian yang tidak diinginkan. Jujur dari awal lebih baik, daripada harus menunda-nunda.