Â
 Curah hujan yang sangat tinggi pada tanggal 13-17 Mei 2024, yang menyebabkan banjir besar di Mahakam Ulu. Berdasarkan data BMKG yang diterima Kaltim Post, lima kecamatan di Mahulu berpotensi dilanda hujan ringan hingga lebat disertai petir. Seiring surutnya banjir di Mahulu, bakal berdampak pada aliran air dengan debit tinggi yang melanda Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Curah hujan yang sangat lebat tercatat di Pos Hujan Long Melaham pada Rabu, 15 Mei 2024, mencapai 108,5 milimeter. Ketinggian banjir di beberapa titik mencapai 4 meter pada Kamis, 16 Mei 2024.Terdapat 37 kampung/desa di 5 kecamatan yang terendam banjir. Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kaltim Tresna Rosano mengungkapkan, banjir Mahulu akibat curah hujan tinggi selama beberapa hari di wilayah hulu. Hujan turun merata, termasuk di wilayah anak sungai Mahakam. Sehingga, debit air meluap dan masuk ke permukiman warga di Mahulu dan Kutai Barat. Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sejak Senin (13/5) berangsur surut pada Jumat (17/5) pagi. Sebelumnya, banjir sempat merendam 28 kampung di lima kecamatan yaitu Kecamatan Long Apari, Kecamatan Long Pahanggai, Kecamatan Long Bangun, Kecamatan Laham, dan Kecamatan Long Hubung. Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur sejak Senin (13/5) berangsur surut pada Jumat (17/5) pagi. Sebelumnya, banjir sempat merendam 28 kampung di lima kecamatan yaitu Kecamatan Long Apari, Kecamatan Long Pahanggai, Kecamatan Long Bangun, Kecamatan Laham, dan Kecamatan Long Hubung.
Beberapa alternatif kebijakan yang diusulkan untuk mengatasi masalah banjir ini meliputi:
1. Rehabilitasi dan Konservasi Hutan:
- Kebijakan: Implementasi program reboisasi dan restorasi ekosistem hutan yang rusak, serta perlindungan kawasan hutan yang masih utuh.
- Tujuan: Meningkatkan kapasitas penyerapan air dan mencegah erosi, yang akan mengurangi volume air permukaan yang mengalir ke sungai.
2. Pengendalian Tata Ruang dan Pengelolaan Lahan:
- Kebijakan: Penegakan regulasi tata ruang yang ketat untuk mencegah pembangunan di daerah rawan banjir dan daerah resapan air.
- Tujuan: Mengurangi risiko banjir dengan memastikan penggunaan lahan yang sesuai dengan karakteristik lingkungan dan potensi bahaya alam.
3. Pembangunan Infrastruktur Pengendalian Banjir:
- Kebijakan: Pembangunan dan peningkatan infrastruktur seperti tanggul, bendungan, saluran drainase, dan waduk untuk mengendalikan aliran air.