Polusi
Perubahan Iklim di Indonesia sudah menjadi masalah penting saat ini. Udara yang semakin panas, hilangnya bintang di angkasa, dan munculnya kasus infeksi paru-paru sudah menjadi hal yang sering didengar oleh masyarakat. Hal-hal tersebut sebenarnya disebabkan oleh polusi yang bertambah secara signifikan setiap tahunnya.
Polusi bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah sampah. Sampah bisa mencemari lingkungan dari banyak hal, seperti pencemaran tanah yang dilakukan oleh warga yang tidak bertanggung jawab dan bisa mencemari mata air terdekat seperti sungai dan danau yang akan berakhir di laut. Tak hanya itu, pembakaran sampah membantu pencemaran udara dengan melepaskan zat karbon dioksida yang berbahaya.
Di tahun 2023 ini, Indonesia memiliki 7.2 ton sampah yang belum dikelola secara baik. Masyarakat Indonesia masih belum memiliki kesadaran tinggi terhadap bahaya sampah dan tidak tahu cara mengoperasikan sampah dengan baik (kemenkopmk.go.id, 2023). Â
Sampah Plastik di Indonesia
Salah satu sampah yang paling berbahaya bagi lingkungan adalah sampah plastik. Plastik memiliki karakter yang susah diuraikan dibiarkan terus-menerus, plastik bisa mencemari lingkungan dalam waktu yang lama. Plastik yang paling berbahaya adalah mikroplastik, atau plastik yang berukuran sangat kecil yang biasanya datang dari sampah plastik yang belum terurai dengan baik. Salah satu dampak terbesarnya adalah binatang laut yang memakan mikroplastik
Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dalam menyumbangkan sampah plastik di laut. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), walaupun Indonesia bukanlah negara yang mengkonsumsi plastik terbesar, Indonesia menyumbang 11.6 juta ton sampah plastik pada tahun 2022 (Kompas.tv, 2023).
Mengenal Ecobrick
Ecobrick jika diartikan ke bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai bata ramah lingkungan. Ecobrick merupakan inovasi yang diciptakan seorang aktivis lingkungan, Sussane Heisse di awal tahun 2000an dan banyak individu yang mempromosikannya seperti Rusel Maier, Patricia Acuna, Â dan Carly Gayle yang membuat bata ramah lingkungan ini lebih terkenal. Ecobrick juga dikenal dengan istilah lain seperti Bottle Brick atau Ecoladrillo.
Ecobrick merupakan salah satu inovasi "tiga R", reduce, reuse, recycle. Membuat Ecobrick sangatlah mudah, kita bisa mengurangi sampah dengan cara menggunakan botol plastik bekas yang dibersihkan dan dimasukkan dengan sampah-sampah plastik yang sudah dipotong kecil-kecil, seperti saset bekas makan, kantong plastik yang sudah tidak dibutuhkan, dan banyak hal lain. Selain plastik, Ecobrick juga bisa diisi dengan sampah-sampah kertas yang sudah tidak dibutuhkan. Jangan lupa untuk memadatkan plastik-plastik di dalam botol agar berisi dan kokoh. Ecobrick jika dibuat dengan benar bisa bertahan 2-3 tahun.
Manfaat Ecobrick
Ecobrick diciptakan sebagai sintetis bahan dasar bangunan untuk membuat furnitur seperti lemari, meja, dan kursi hingga membuat tembok. Selain kokoh, Ecobrick bisa mengurangi polusi dengan tidak perlu menimbun sampah-sampah plastik di tanah, tidak perlu lagi membakar sampah plastik, dan bisa mengurangi sampah plastik di laut dan menyelamatkan ekosistem. Ecobrick juga memiliki harga yang lebih murah daripada membuat tembok dari bahan-bahan bangunan seperti semen, atau kursi yang terbuat dari kayu eksklusif. Kita juga bisa membuat Ecobrick dengan mudah dan menjual hasil Ecobrick kita. Â
Mengaplikasikan Ecobrick
Sudah ada beberapa sekolah di Indonesia yang mengadakan tugas membuat Ecobrick sebagai nilai praktikum mereka. Salah satu contoh dari aplikasi Ecobrick diunggah oleh titatrisna di media sosial TikTok dalam https://www.tiktok.com/@titatrisna/video/7289831053278137605?_r=1&_t=8hJRDXVJIqf.
Video tersebut menjelaskan bagaimana murid-murid sekolah SMAN 1 Paguyangan membuat Ecobrick dan membuatnya menjadi meja dan kursi yang berfungsi.
Ecobrick juga sudah mulai dikenal dan membangun komunitas tersendiri yang memiliki visi misi membuat Ecobrick sebanyak mungkin untuk menghilangkan sampah dari sungai. Kita bisa mengetahui Ecobrick dan membantu alam dengan mendukung website https://ecobricks.org/id/about.php. Komunitas ini memiliki tujuan untuk mentransisi plastik menjadi hal yang baik, "Plastik kami adalah portal keluar dari dunia abu-abu lama kami dan masuk ke dunia hijau untuk semua yang ingin kita lihat."
Dengan ini, penulis mengajak pembaca untuk bisa mengubah masa depan Indonesia menjadi lebih hijau dengan Ecobrick untuk generasi masa depan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H