UN hari pertama berjalan lancar, Â atau anggaplah begitu, karena keluhan keluhan belum muncul, toh memang baru hari pertama pelaksanaan UN. Â Terlepas dari silang pendapatan tentang keberadaan UN, faktanya, tahun ini UN ada dan sedang berlangsung.
Saudara saudara kita ini, mereka yang saat ini kelas XII, yang sedang menjalani ujian penghabisan, yang akan menentukan keberlajutan studi mereka, menempuh UN dengan sejuta rasa. Kita, generasi yang lebih tua, seyogyanya memberikan dukungan kepada mereka dengan menciptakan kondisi yang nyaman bagi mereka untuk belajar.
Tapi, dikota tempat anak muridku tinggal, ada sepenggal cerita yang membuatku mengelus dada dan takjub, serta berharap semoga cerita mereka tidak benar, semoga hanya merupakan letupan kegundahan akan penat pikiran dalam mengerjakan UN.
"Bapa, masak pengawas di tempat kami, menjaga sambil mengenakan headset. muridnya saja tidak boleh............... apalagi sambil kakinya berirama mengikuti alunan lagu entah apa, yang didengarnya melalui headset. Kami sudah  keberatan dengan hal itu, namun tidak di didengar. Dipikirnya pemandangan itu tidak menggangu konsentrasi kami...."
mendengar cerita itu, aku yang seorang guru ternyuh. hatiku heran,
Adakah pengawas yang seperti itu?
Adakah pengawas yang sedemikian egois?
Adakah pengawas yang tidak tergerak, melihat para siswa sungguh mengerjakan UN?
adakah pengawas yang tidak mau memberikan 'hati' kepada para siswanya......
Tugas pengawas jelas, menjaga kelancaran pelaksanaan UN dari segala hal yang mengganggu pelaksanaan UN. Andaikan betul ada pengawas yang demikian, semoga segera diberi kesadaran dan terbuka hatinya.......!
Wahai para guru, sejawat dan kolegaku, marilah kita mmbantu siswa siswi kita, Â marilah kita berempati, berbela rasa. kita doakan mereka, agar dapat mengerjakan UN Â dengan kejujuran dan kesungguhan,. Marilah kita laksanakan tugas pengawas UN dengan sebaik baik pengawas. ...mari........!