Mohon tunggu...
Cleary Gabrielle
Cleary Gabrielle Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hai semua!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Darurat Merokok, Apa yang Harus Kita Lakukan?

22 Agustus 2023   09:40 Diperbarui: 22 Agustus 2023   10:02 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merokok sudah menjadi hal yang biasa di Indonesia. Bahkan, Indonesia sendiri menempati posisi ketiga belas di dunia sebagai negara dengan jumlah perokok terbesar, yaitu sebesar 37,9% dari masyarakat. Namun, tentu seharusnya merokok bukan menjadi hal yang dinormalisasi, melainkan dicanangkan bahayanya.

Salah satu dampak merokok adalah dapat menyebabkan kanker, karena kandungan tarnya yang karsinogenik yang menempel di paru-paru. Selain itu, karbon monoksida yang dihasilkan asap rokok membuat perokok cenderung susah bernafas dan mudah lelah, karena hemoglobin dalam sel darah merah malah mengikat gas tersebut alih-alih oksigen yang dibutuhkan. Rokok juga mengandung nikotin, yaitu zat yang menyebabkan adiksi--meskipun tidak termasuk NAPZA--yang dapat membuat seorang perokok terikat dan semakin terpapar oleh bahaya rokok. Resiko-resiko yang disebutkan barusan hanyalah sebagian dari segudang bahaya lainnya. Lantas, dengan sekian banyaknya pengaruh negatif rokok, pantaskah kita membiarkan isu ini dan tidak mencegah akibat buruknya semakin menyebar?

Sebaliknya, begitu banyak efek positif bila seseorang berhenti merokok. Dimulai dari 20 menit setelah seseorang berhenti merokok, detak jantung akan kembali normal. Dua jam setelah itu, sirkulasi darah periferal memulih secara bertahap. Setelah 8 hingga 12 jam, kadar karbon monoksida dalam darah akan menurun dan kadar oksigen meningkat. Dalam 24 jam, peluang serangan jantung akan turun. Kemudian, setelah 48 jam, indera penciuman dan pendengaran akan semakin tajam, kembali seperti sedia kala. Setelah 2 minggu, aktivitas fisik akan terasa lebih ringan, dan sehabis 3 bulan, paru-paru akan beregenerasi. Akhirnya, setelah 1 tahun, seluruh resiko yang diakibatkan rokok akan menurun secara drastis.

Sebagai masyarakat yang baik dan memahami pentingnya isu ini, sudah seharusnya kita bersama-sama mencegah bahaya rokok. Langkah kecil yang bisa kita ambil adalah dengan membantu mengingatkan perokok aktif di sekitar kita serta melakukan kampanye anti rokok secara aktif di sosial media, serta menyarankan perokok aktif yang sulit berhenti untuk mencari bantuan profesional. Sudah sepatutnya kita bersama-sama menanggulangi bahaya rokok untuk Indonesia bebas rokok dan segala resikonya.

Referensi:

Sapira, Linda. 2023. Daftar Negara dengan Perokok Terbanyak di Dunia, Indonesia Masuk 15 Besar. Diakses pada 21 Agustus 2023. Diakses melalui https://www.liputan6.com/global/read/5184327/daftar-negara-dengan-perokok-terbanyak-di-dunia-indonesia-masuk-15-besar 

Dinkes Palangkaraya. 2017. Segudang Bahaya Merokok Terhadap Tubuh. Diakses pada 21 Agustus 2023. Diakses melalui https://dinkes.palangkaraya.go.id/segudang-bahaya-merokok-terhadap-tubuh/#:~:text=Bahaya%20merokok%20bisa%20meningkatkan%20risiko,akibat%20melemahnya%20dinding%20pembuluh%20darah

Quamila, Ajeng. 2021. Hanya dalam Hitungan Jam, Ini Efek yang Terjadi Setelah Anda Berhenti Merokok. Diakses pada 21 Agustus 2023. Diakses melalui https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/reaksi-tubuh-setelah-berhenti-merokok

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun