Mohon tunggu...
CLC Purbalingga
CLC Purbalingga Mohon Tunggu... -

Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga adalah komunitas para pecinta film di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Komunitas ini berdiri pada 4 Maret 2006. CLC tergabung dalam lembaga asosiasi Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Aktivitas CLC Purbalingga memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada individu atau komunitas film dan masyarakat pada umumnya di wilayah Purbalingga dan bersama JKFB di wilayah Banyumas Raya (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara). Aktivitas ini mewujud, antara lain: Workshop Film, Produksi Film, Pemutaran Film, Database Film, Distribusi Film, dan Festival Film. Alamat: Jl. Puring No. 7 Purbalingga, Jawa Tengah 53353. Email: clc_purbalingga@yahoo.com Hp: 08128062020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Penderes dan Pengidep" Menang di FFD

14 Desember 2014   07:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1418491481683908840

[caption id="attachment_359300" align="alignnone" width="500" caption="Malam penganugerahan FFD"][/caption]

Film "Penderes dan Pengidep" sutradara Achmad Ulfi kembali menoreh prestasi. Jelang akhir tahun, dokumenter yang diproduksi Papringan Pictures ekstrakulikuler sinematografi SMA Kutasari Purbalingga ini berhasil menyabet Film Terbaik kategori dokumenter pelajar Festival Film Dokumenter (FFD) Yogyakarta.

Malam penganugerahan digelar pada Sabtu, 13 Desember 2014 di Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Karena sedang Ujian Akhir Semester (UAS), sang sutradara berhalangan hadir diwakilkan Wildan Aji Saputra, pegiat Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga yang juga mantan ketua ekskul sinematografi SMA Kutasari.

"Sejak sekolah kami diperkenalkan dan memproduksi film dokumenter, salah satu keinginan dan cita-cita kami adalah mampu menjadi yang terbaik di FFD. Dan malam ini, keinginan itu tercapai," ungkap Wildan yang sekarang tercatat sebagai mahasiswa di jurusan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Film berdurasi 30 menit ini mengungkap realita sebuah keluarga, disela kesibukan sebagai ibu rumah tangga, Suwini, ibu tiga anak, menyempatkan ngidep (membuat bulu mata). Sementara Suwitno, suaminya, sehari dua kali, pagi dan sore, harus naik-turun 21 pohon kelapa yang disewa untuk mengambil air nira.

"Penderes dan Pengidep" menyisihkan beberapa nominee yaitu, film "Segelas Teh Pahit" rekan sedaerah dari SMA Rembang Purbalingga, "Jenitri" dari Kebumen, dan "Subakku Dipuja, Subakku Merana" dari Bali.

Menurut salah satu juri kategori dokumenter pelajar, Senoaji Julius, film dokumenter "Penderes dan Pengidep" memiliki kelebihan dari sisi fakta-fakta yang dihadirkan di dalamnya. "Fakta yang dihadirkan dalam film utuh tanpa opini yang tidak perlu sehingga menjadi sederhana dan penting untuk dilihat," tuturnya.

FFD merupakan festival khusus film-film dokumenter yang tertua di wilayah Asia Tenggara. Tahun ini, festival dengan program kompetisi tingkat nasional ini memasuki tahun ke-13 digelar di beberapa titik di Yogyakarta dari tanggal 10-13 Desember 2014.

Dari catatan CLC Purbalingga, baru dua kali ini film yang dibuat anak-anak muda Purbalingga mendapat penghargaan dari FFD. Sebelumnya, film bertajuk "Bioskop Kita Lagi Sedih" sutradara Bowo Leksono yang mengungkap arogansi Pemerintah Kabupaten Purbalingga pada komunitas film di Purbalingga pada FFD tahun 2006.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun