[caption id="attachment_323323" align="alignnone" width="500" caption="Dapat doorprize."][/caption]
Di sebuah daerah di Kabupaten Cilacap bernama Wanareja, sudah puluhan tahun sebagian besar warganya hidup dari bertani karet. Kebutuhan berbagai industri dunia akan karet tampaknya tidak akan menyusut, namun tidak demikian dengan petani karetnya. Harga karet yang dibeli dari para petani, tidak pernah stabil.
Sebuah film dokumenter pendek berjudul “Tetesan Rupiah” karya sutradara Kusmwanti dari SMA Muhammadiyah Majenang Cilacap mengawali tontonan Layar Tanjleb Festival Film Purbalingga (FFP) 2014 di Desa Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara, Cilacap, Sabtu malam, 10 Mei 2014.
Selain film pelajar dari Banyumas Raya, film lain yang diputar deprogram yang digagas Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga yaitu “Bakul Dawet” dari MTs Ma’arif Mandiraja Banjarnegara dan “Penderes dan Pengidep” dari SMA Kutasari Purbalingga.
Sementara film-film dari luar Banyumas Raya, ada judul “Boncengan” dan “Gazebo” karya sutradara Seno Aji Julius produksi Sanggar Cantrik Yogyakarta dan film bioskop “Sang Penari” yang lokasi sutingnya banyak diambil di wilayah Banyumas dengan sutradara Ifa Isfansyah produksi Salto Films Jakarta.
[caption id="attachment_323324" align="alignnone" width="500" caption="Nonton film."]
Salah satu pemain ekstras “Sang Penari” Karsinah yang rumahnya tak jauh dari tempat layar tanjleb, merasa bangga dapat menonton dirinya di dalam film itu. “Ingatase wong ndesa, metu neng film gur pirang ndetik ning ya tetep seneng dadi pengalaman teyeng nggo crita anak putu ngemben (Meski orang desa, keluar di film Cuma beberapa detik tapi ya tetap senang jadi pengalaman bisa buat cerita anak cucu),” tuturnya.
Ternyata banyak pemain ekstras dari film yang mengangkat kisah cinta Rasus dan Srintil asal Dukuh Paruk Banyumas semasa geger tahun 1965, yang diambil dari warga Desa Mertasinga. Mereka sekaligus mengenang bagaimana saat-saat pengambilan gambar sekitar empat tahun silam.
Muhammad Irman, salah satu pegiat FFP mengatakan, giat di layar tanjleb itu semakin bersemangat ketika penonton banyak, mengapresiasi dengan baik, dan tidak hujan. “Capek memang, tapi puas ketika penonton juga puas dan bisa tertawa,” ujarnya.
Pemutaran layar tanjleb di Desa Mertasinga merupakan pemutaran ke-6 dari 18 titik roadshow yang direncanakan di wilayah Banyumas Raya (Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Banyumas). Untuk titik berikutnya, rombongan layar tanjleb FFP 2014 akan singgah di Desa Silangur, Kecamatan Adipala, Cilacap, pada Minggu malam, 11 Mei 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H