Mohon tunggu...
CLC Purbalingga
CLC Purbalingga Mohon Tunggu... -

Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga adalah komunitas para pecinta film di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Komunitas ini berdiri pada 4 Maret 2006. CLC tergabung dalam lembaga asosiasi Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Aktivitas CLC Purbalingga memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada individu atau komunitas film dan masyarakat pada umumnya di wilayah Purbalingga dan bersama JKFB di wilayah Banyumas Raya (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara). Aktivitas ini mewujud, antara lain: Workshop Film, Produksi Film, Pemutaran Film, Database Film, Distribusi Film, dan Festival Film. Alamat: Jl. Puring No. 7 Purbalingga, Jawa Tengah 53353. Email: clc_purbalingga@yahoo.com Hp: 08128062020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Produksi Dokumenter SMAN Rembang Purbalingga

13 Januari 2014   17:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:52 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_305775" align="aligncenter" width="500" caption="Pengambilan gambar saat latihan kesenian Lengger Lanang."][/caption] Mendung kerap menyelimuti langit Panusupan. Selama beberapa hari pelajar SMA Negeri Rembang Purbalingga berada di desa yang terletak di Kecamatan Rembang, Purbalingga itu jarang memjumpai langit cerah.

Pelajar yang tergabung dalam Pak Dirman Film ekstrakulikuler sinematografi itu sedang memproduksi film dokumenter Lengger Lanang. Harapannya, kesenian tradisi Desa Panusupan yang sudah turun-temurun ini bermasa depan cerah.

“Setidaknya kami berusaha mendokumenterkan kesenian langka ini bagi generasi kami dan setelah kami, agar bisa terus diketahui dan dipelajari,” ujar Anastasya Dyah Tyas Utami, yang bertindak selaku sutradara.

Lengger, kesenian khas tlatah Banyumas, pada awalnya adalah laki-laki. Dalam perkembangannya, peran lengger tergantikan oleh perempuan dengan segenap cerita yang melatarinya.

Ada banyak jenis iringan kesenian lengger di Banyumas, yang terpopuler dengan alat musik calung. Sementara untuk lengger lanang di Desa Panusupan dengan iringan musik angklung ditambah gong bambu dan kendang.

[caption id="attachment_305776" align="aligncenter" width="500" caption="Pengambilan gambar saat Lengger Lanang pentas."]

1389608946656953337
1389608946656953337
[/caption] Menurut salah satu kru produksi, Lilit Widiyanti, membuat film dokumenter lengger lanang berangkat dari data kesenian langka yang dimiliki Perpustakaan Film dan Buku Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). “Kami langsung datang ke Desa Panusupan menemui salah satu pemuda untuk menggali informasi kemudian selama beberapa pekan kami melakukan riset,” ungkap periset yang masih duduk dibangku kelas X ini.

Setelah riset dirasa usai, para pelajar itu membuat jadwal pengambilan gambar selama tiga hari, 11-13 Januari 2014, dengan cara menginap untuk lebih mendekatkan dengan subyek dan warga desa. Kesenian langka yang sudah lama tak dipentaskan ini pun tampak bergairah kembali, meski pemangkunya berusia kisaran 45-90 tahun.

Pembina ekskul sinema SMAN Rembang Purbalingga, Puji Rahayuning Pratiwi, S.Pd., mengatakan program ekskul sinema berupa produksi dokumenter ini bagian dari kepedulian sekolah dan melatih kepekaan pelajar “Ada beberapa seni tradisi langka khususnya di Kecamatan Rembang yang harus didata dan didokumenterkan. Ini menjadi tugas kami,” jelasnya.

Rencananya, film dokumenter berdurasi pendek ini hendak diikutsertakan pada kompetisi pelajar Banyumas Raya Festival Film Purbalingga (FFP) 2014 yang akan digelar pada Mei mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun