Mohon tunggu...
CLC Purbalingga
CLC Purbalingga Mohon Tunggu... -

Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga adalah komunitas para pecinta film di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Komunitas ini berdiri pada 4 Maret 2006. CLC tergabung dalam lembaga asosiasi Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Aktivitas CLC Purbalingga memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada individu atau komunitas film dan masyarakat pada umumnya di wilayah Purbalingga dan bersama JKFB di wilayah Banyumas Raya (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara). Aktivitas ini mewujud, antara lain: Workshop Film, Produksi Film, Pemutaran Film, Database Film, Distribusi Film, dan Festival Film. Alamat: Jl. Puring No. 7 Purbalingga, Jawa Tengah 53353. Email: clc_purbalingga@yahoo.com Hp: 08128062020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Produksi Fiksi SMK 1 Purbalingga 2015

24 Maret 2015   23:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:05 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_374775" align="alignnone" width="500" caption="Proses produksi"][/caption]

Tahun ini, Smega Movie ekstrakulikuler sinematografi SMK 1 Purbalingga memproduksi film pendek berjudul "Skandal Arit" (Skandal Sabit) yang diangkat dari sebuah cerita pendek (cerpen) dengan judul yang sama karya Misyatun. Misyatun sendiri adalah penulis skenario sekaligus sutradara film "Lawuh Boled" (2013) yang banyak menyabet penghargaan tingkat nasional.

Jadwal pengambilan gambar dilakukan pada Selasa, 24 Maret 2015 di dua lokasi yaitu sekitar Kelurahan Mewek dan Desa Babakan, keduanya masuk wilayah Kecamatan Kalimanah, Purbalingga.

Monica Sri Wulandari, selaku sutradara, mengatakan skenario film ini meski hanya menampilkan dua pemain, namun kami menilai sangat berat. "Meskipun ceritanya sederhana, namun dibutuhkan karakter tokoh yang kuat dengan dialog-dialog yang bernas," ungkap siswi kelas X jurusan Akuntansi ini.

Monica menambahkan, ia dan krunya merasa tidak mudah mencari pemain atau talen yang mempunyai dasar atau bakat akting yang baik. "Kualitas akting pemain film ternyata sangat menentukan kualitas film itu sendiri," jelasnya.

"Skandal Arit" mengisahkan tentang Sumirah dan Sanrikin, dua petani yang berbeda watak. Suatu hari, Sanrikin kehilangan sabitnya dan langsung menuduh Sumirah yang mencurinya. Sementara Sumirah yang tidak merasa mencuri pun marah.

Kemarahan Sumirah bertambah ketika ia mengetahui, Sanrikin menggeser sebuah pohon pembatas tanah mereka menjorok ke ladang milik Sumirah. Tidak sampai di situ, Sanrikin masih terus menuduh bahwa Sumirah lah pencuri sabitnya.

Menurut Djatmiko Andi Pratama, meskipun sudah menjadi kegiatan ekstrakulikuler yang resmi di sekolah, namun masih banyak kendala yang dihadapi. "Dari mulai mengakses dana sekolah, hingga belum terfasilitasinya peralatan produksi," ujar siswa kelas X jurusan RPL (Rekayasa Perangkat Lunak) yang bertindak sebagai kameraman.

Sejak 2010, Smega Movie menjadi langganan peserta Festival Film Purbalingga (FFP). Tahun ini pun, meski didominasi kelas X, mereka berusaha memproduksi film pendek untuk diikutkan pada program Kompetisi Pelajar Banyumas Raya pada FFP bulan Mei 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun