Mohon tunggu...
CLC Purbalingga
CLC Purbalingga Mohon Tunggu... -

Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga adalah komunitas para pecinta film di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Komunitas ini berdiri pada 4 Maret 2006. CLC tergabung dalam lembaga asosiasi Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Aktivitas CLC Purbalingga memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada individu atau komunitas film dan masyarakat pada umumnya di wilayah Purbalingga dan bersama JKFB di wilayah Banyumas Raya (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara). Aktivitas ini mewujud, antara lain: Workshop Film, Produksi Film, Pemutaran Film, Database Film, Distribusi Film, dan Festival Film. Alamat: Jl. Puring No. 7 Purbalingga, Jawa Tengah 53353. Email: clc_purbalingga@yahoo.com Hp: 08128062020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kasus TPA Banjaran Adalah ‘Bom Waktu’

18 Maret 2014   05:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:49 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_316023" align="alignnone" width="500" caption="Diskusi Video Activism"][/caption]

Belasan tahun, Pemerintah Kabupaten Purbalingga melakukan pembiaran terhadap pencemaran yang terjadi di desa seputar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banjaran. Pemberian kompensasi dianggap bukan sebuah solusi, karena tidak pernah dilakukan pengelolaan sampah dengan baik di TPA itu.

Kasus TPA Banjaran merupakan salah satu 'bom waktu' dari banyak kasus di Purbalingga yang suatu saat akan meledak,” tutur Direktur Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga Bowo Leksono saat pemutaran dan diskusi “Video Activism” South to South (StoS) Film Festival 2014 di Goethe Haus, Pusat Kebudayaan Jerman Jakarta, Senin, 17 Maret 2014 jsam 15.00.

Bowo yang juga sutradara film Banjaran Menolak Sampah! melanjutkan, terbukti beberapa hari lalu, warga Desa Banjaran, akibat kekesalan yang memuncak selama lebih dari 20 tahun, akhirnya turun ke jalan, memblokir TPA Banjaran.

Selain dari CLC Purbalingga, pembicara lain yaitu Chu Kim Duc dari Hanoi Doclab Vietnam dan Berliana Dasa dari Plan Internasional dengan moderator Windu Jusuf dari Cinema Poetica. Sebagai pemantik diskusi, sempat diputar film “Aim het pao hit kuan ma hit bale tek senat hau honis”, “Hai Ly”, dan “Banjaran Menolak Sampah!”.

Para pembicara saling mengabarkan bagaimana video atau film sebagai sebuah media untuk mendampingi rakyat dalam menangkap serta mencari solusi persoalan-persoalan yang ada di sekitar mereka.

Direktur Program StoS Film Festival 2014 Dimas Jayasrana mengatakan tahun ini StoS Film Festival sengaja menyuguhkan diskusi video activism. “Tujuannya agar para pelaku-pelakunya mampu menjabarkan pengalaman perekaman sebagai tindakan aktivits sosial di lingkungannya kepada publik,” ungkapnya.

Film Banjaran Menolak Sampah! yang diproduksi CLC Purbalingga adalah salah satu contoh konkret bagaimana film mampu mengadvokasi dan mempengaruhi warga untuk sadar membela hak-haknya.

Di hari terakhir festival, Selasa, 18 Maret 2014, film Banjaran Menolak Sampah! hendak diputar kembali bersama dua film lain, yaitu Law Motion dari Indeks Masyarakat Sipil PSHK, YAPIKKA dan Mereka yang Melampaui Waktu sutradara Darwin Nugraha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun