Mohon tunggu...
CLC Purbalingga
CLC Purbalingga Mohon Tunggu... -

Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga adalah komunitas para pecinta film di wilayah Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Komunitas ini berdiri pada 4 Maret 2006. CLC tergabung dalam lembaga asosiasi Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB). Aktivitas CLC Purbalingga memberikan fasilitasi dan pendampingan kepada individu atau komunitas film dan masyarakat pada umumnya di wilayah Purbalingga dan bersama JKFB di wilayah Banyumas Raya (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Banjarnegara). Aktivitas ini mewujud, antara lain: Workshop Film, Produksi Film, Pemutaran Film, Database Film, Distribusi Film, dan Festival Film. Alamat: Jl. Puring No. 7 Purbalingga, Jawa Tengah 53353. Email: clc_purbalingga@yahoo.com Hp: 08128062020

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biora Putar Film dari Kikstart!

24 Agustus 2014   19:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:41 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14088599071524473109

[caption id="attachment_339477" align="aligncenter" width="500" caption="Poster Biora"][/caption]

Program Bioskop Rakyat (Biora) Purbalingga berupa pemutaran film dan diskusi kembali digelar pada Minggu, 24 Agustus 2014 jam 15.30 di Markas Besar (Mabes) Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga, jalan Puring nomor 7 (belakang Lembaga Pemasyarakatan) Purbalingga.

Penanggung jawab Biora Canggih Setyawan mengatakan, program reguler yang digagas CLC Purbalingga kali ini memutar film-film dokumenter produk Program Kikstart! dari In-Docs Jakarta. "Ada tiga film yang akan diputar dan didiskusikan. Film-filmnya sederhana, namun cukup dekat dengan para pembuatnya," katanya.

Ketiga film itu diproduksi di luar Jawa, seperti "Serupa Tapi Tak Sama" sutradara Dewi Yanti yang bercerita tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Yana (8 tahun) terlahir dengan down syndrome, namun ibunya tetap bersemangat mendidik Yana supaya ia dapat tumbuh seperti anak-anak lainya.

Sementara film "Tadulako Mild" berkisah tentang Fikar dan panitia Pelatihan Jurnalistik yang mempunyai misi: Pelatihan harus sukses terlaksana. Mereka mencoba mendekati PT. Djarum untuk mendapatkan bantuan dana. Mereka punya harapan besar, karena PT. Djarum telah mengubah kampus mereka menjadi tempat promosi produk-produk LA Lights. Berhasilkah mereka?

Untuk film "Gondrong Dilarang Kuliah" membahas soal Adit yang meskipun berprestasi di bidang kesenian, ia tetap dilarang berambut gondrong oleh kampusnya. Gara-gara rambut, Adit mendapat banyak masalah; ia tidak bisa mengakses portal Universitas, namanya tidak ada di daftar murid, bahkan ia terancam tidak bisa mengikuti ujian. Bisakah Adit mempertahankan gaya rambut yang merupakan ekspresi dirinya itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun