Inovasi pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring di Desa Tawar oleh mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya adalah contoh konkret bagaimana edukasi lingkungan dapat dilakukan melalui tindakan nyata. Program ini tidak hanya fokus pada pengolahan limbah tetapi juga pada penyuluhan dan pelatihan yang melibatkan langsung masyarakat.Â
Edukasi lingkungan sering kali dianggap sebagai sesuatu yang abstrak dan sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, melalui program ini, masyarakat khususnya ibu-ibu PKK di Desa Tawar belajar secara langsung tentang dampak negatif limbah minyak jelantah dan bagaimana mereka bisa mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat. Pendekatan praktis ini lebih efektif dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dibandingkan dengan metode edukasi konvensional.Â
Untuk memperluas dampak dari program ini, perlu adanya kerjasama antara universitas, pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat. Program serupa dapat diterapkan di berbagai daerah dengan penyesuaian sesuai kebutuhan lokal. Edukasi lingkungan yang dikombinasikan dengan inovasi lokal seperti ini dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi berbagai masalah lingkungan dan sosial di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H