Jepang dikenal dengan keindahan alam, budaya yang kaya, dan modernitas yang berdampingan dengan tradisi. Namun, di balik semua kemegahan tersebut, Jepang juga memiliki masalah yang unik: jutaan rumah kosong yang terlantar. Rumah-rumah ini, yang dikenal sebagai akiya, tersebar di berbagai penjuru negeri. Beberapa di antaranya sudah begitu tua dan rusak, bahkan dianggap menyeramkan, karena lama tidak berpenghuni. Namun, siapa sangka bahwa "rumah hantu" ini bisa disulap menjadi properti mewah yang diminati wisatawan global?
Transformasi rumah hantu di Jepang menjadi Airbnb mewah bukan hanya soal memperbaiki bangunan, tetapi juga tentang mengubah persepsi masyarakat. Menurut Andrea Wiwandhana, Founder CLAV Digital yang sering memantau tren ekonomi global, "Ini bukan hanya tren renovasi rumah biasa. Ini adalah perpaduan kreativitas dan strategi bisnis yang berhasil mengubah aset terbuang menjadi sumber penghasilan yang potensial." Dengan sentuhan desain modern, teknologi canggih, dan konsep unik, rumah-rumah kosong yang dulunya ditinggalkan kini justru menjadi destinasi favorit di platform Airbnb.
Jepang memiliki masalah yang cukup serius terkait rumah kosong. Menurut data dari pemerintah Jepang, saat ini ada sekitar 9 juta rumah yang dibiarkan tak berpenghuni di seluruh negeri. Fenomena ini terjadi akibat berkurangnya populasi di pedesaan, urbanisasi yang masif, serta tingkat kelahiran yang rendah. Banyak penduduk desa yang pindah ke kota besar seperti Tokyo dan Osaka untuk mencari pekerjaan, meninggalkan rumah keluarga yang sudah ada selama beberapa generasi.
Beberapa rumah akiya ini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan, dengan dinding yang retak, atap bocor, dan tumbuhnya vegetasi liar. Karena itu, tidak sedikit yang percaya bahwa rumah-rumah ini dihantui oleh roh-roh leluhur yang sudah lama berdiam di dalamnya. Bahkan, ada banyak kisah-kisah lokal yang berkembang seputar rumah-rumah kosong ini, menambah citra menyeramkan yang melekat pada akiya.
Namun, di balik semua itu, ada peluang besar bagi mereka yang berani berinovasi. Banyak investor asing dan pengusaha lokal yang melihat potensi tersembunyi dalam rumah-rumah kosong ini. Dengan sedikit renovasi dan promosi yang tepat, rumah-rumah akiya kini justru menjadi daya tarik bagi para pelancong yang mencari pengalaman unik di Jepang.
Transformasi akiya menjadi Airbnb mewah memerlukan lebih dari sekadar memperbaiki atap bocor atau mengecat ulang dinding. Ini adalah proyek besar yang melibatkan perencanaan arsitektur, desain interior, hingga pemanfaatan teknologi modern. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga esensi asli bangunan tradisional Jepang, sembari menambahkan elemen-elemen mewah dan kenyamanan bagi tamu internasional.
Misalnya, di beberapa proyek akiya yang sukses, pemilik rumah menggabungkan desain tradisional Jepang, seperti tatami dan pintu geser, dengan fasilitas modern seperti kolam renang, home theater, dan dapur bergaya barat. "Kombinasi antara elemen tradisional dan kenyamanan modern adalah kunci dalam menarik wisatawan," ungkap Andrea Wiwandhana. "Tamu Airbnb saat ini menginginkan pengalaman yang autentik, tetapi tetap nyaman dan mewah."
Sebagai contoh, salah satu rumah akiya yang disulap menjadi Airbnb mewah di Prefektur Wakayama telah berhasil menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia. Rumah ini, yang dulunya ditinggalkan selama puluhan tahun, sekarang dilengkapi dengan pemandangan laut yang menakjubkan, kolam renang pribadi, dan dekorasi interior yang memadukan estetika minimalis Jepang dengan sentuhan modern Eropa.
Para wisatawan yang tertarik untuk menginap di rumah ini bukan hanya mencari akomodasi biasa, tetapi juga pengalaman unik. Mereka ingin merasakan hidup di rumah tradisional Jepang yang berusia ratusan tahun, tetapi dengan kenyamanan setara hotel bintang lima. Airbnb ini menawarkan lebih dari sekadar tempat tidur dan sarapan; mereka menawarkan petualangan budaya yang tak terlupakan.
Transformasi rumah akiya menjadi Airbnb bukan hanya menguntungkan pemilik rumah, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Banyak desa yang sebelumnya terpuruk akibat berkurangnya populasi, kini mendapatkan sumber penghasilan baru dari sektor pariwisata. Para tamu Airbnb tidak hanya menginap, tetapi juga berbelanja di toko-toko lokal, makan di restoran, dan mengunjungi tempat wisata di sekitar desa.
Pemerintah Jepang pun mulai mendukung inisiatif ini dengan memberikan insentif bagi mereka yang tertarik untuk membeli dan merenovasi rumah akiya. Dalam beberapa kasus, rumah-rumah ini bahkan dijual dengan harga yang sangat murah, atau bahkan gratis, asalkan pembeli bersedia merenovasi dan menghidupkan kembali properti tersebut. Ini memberikan kesempatan emas bagi para pengusaha dan investor yang tertarik untuk mengembangkan bisnis pariwisata di daerah pedesaan Jepang.
Menurut laporan dari Business Insider, beberapa rumah akiya yang berhasil diubah menjadi Airbnb mewah mampu menghasilkan pendapatan hingga puluhan ribu dolar setiap bulannya. Ini membuktikan bahwa, dengan perencanaan yang matang, rumah yang tadinya dianggap "mati" kini bisa menjadi aset bernilai tinggi.
Namun, tentu saja, transformasi akiya menjadi Airbnb bukan tanpa tantangan. Beberapa masalah utama yang dihadapi para pemilik rumah adalah birokrasi yang rumit, biaya renovasi yang tinggi, serta kurangnya infrastruktur di daerah pedesaan. Meskipun harga beli rumah akiya relatif murah, biaya renovasi dan pemeliharaan seringkali mencapai ratusan ribu dolar, tergantung pada kondisi rumah dan standar yang ingin dicapai.
Selain itu, pandemi COVID-19 juga sempat memberikan dampak signifikan pada industri pariwisata global, termasuk Airbnb di Jepang. Pembatasan perjalanan dan penurunan jumlah wisatawan internasional sempat membuat banyak properti Airbnb kehilangan pendapatan. Namun, seiring dengan pulihnya sektor pariwisata dan meningkatnya minat wisatawan untuk mencari pengalaman unik, prospek bisnis Airbnb di Jepang kembali cerah.
Fenomena rumah hantu di Jepang yang disulap menjadi Airbnb mewah adalah bukti nyata bahwa peluang bisnis bisa ditemukan di tempat-tempat yang tidak terduga. Dengan kreativitas, investasi, dan perencanaan yang tepat, rumah-rumah akiya yang tadinya ditinggalkan kini justru menjadi sumber pendapatan baru bagi pemiliknya, serta memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.
Transformasi ini bukan hanya soal menghidupkan kembali bangunan tua, tetapi juga mengubah cara kita melihat properti dan peluang bisnis. Dengan menggabungkan elemen tradisional Jepang dengan fasilitas modern, rumah-rumah akiya kini menjadi destinasi yang diminati wisatawan dari seluruh dunia. Dan seiring dengan meningkatnya minat terhadap pengalaman wisata yang autentik, bisnis ini diprediksi akan terus berkembang di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H